Menjadi Negara Paling Bahagia 7 Tahun Berturut-Turut, Ini yang Ternyata Dilakukan Negara Finlandia

Finlandia
Sumber :
  • BusinessInsider

Finlandia – Finlandia kembali dinobatkan menjadi negara paling bahagia di dunia.

Negara ini telah mendapatkan gelar tersebut selama tujuh tahun berturut-turut, sementara negara tetangganya di wilayah Nordik, Swedia, Denmark dan Islandia juga mempertahankan posisi mereka di 10 besar, menurut Laporan Kebahagiaan Dunia tahunan (World Happiness Report) yang diterbitkan hari Rabu 20 Maret 2024.

Menurut Jennifer De Paola, peneliti kebahagiaan di Universitas Helsinki, ia mengatakan negara tersebut bisa bahagia karena hubungan erat dengan alam dan keseimbangan kehidupan kerja yang sehat berkontribusi pada peringkat kebahagiaan tertinggi di dunia.

Gambaran Kota di Finlandia (Doc: NDTV)

Photo :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

“Masyarakat Finlandia dipenuhi dengan rasa percaya, kebebasan, dan otonomi tingkat tinggi,” katanya, seraya menambahkan bahwa masyarakat Finlandia yang sejahtera, kepercayaan pada otoritas negara, tingkat korupsi yang rendah, serta layanan kesehatan dan pendidikan gratis juga merupakan kuncinya, melansir DW, Rabu, 20 Maret 2024.

Terlebih lagi, ia yakin masyarakat Finlandia memiliki "pemahaman yang lebih mudah dipahami mengenai apa itu kehidupan yang sukses," dibandingkan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat yang mana kesuksesan sering kali disamakan dengan keuntungan finansial.

Namun meningkatnya ketidakbahagiaan terutama di kalangan generasi muda telah menyebabkan negara-negara Barat lainnya tidak lagi memasukkan indeks yang disponsori PBB tersebut, dengan Amerika Serikat dan Jerman keluar dari peringkat 20 besar untuk pertama kalinya sejak edisi pertama laporan tersebut diterbitkan lebih dari satu dekade lalu.

Urutan berikutnya adalah Kosta Rika dan Kuwait yang masing-masing berada di peringkat 12 dan 13, sementara negara-negara Eropa Timur, Serbia, Bulgaria, dan Latvia melaporkan peningkatan kebahagiaan terbesar.

Afghanistan, yang negaranya dilanda bencana kemanusiaan sejak Taliban kembali berkuasa pada tahun 2020, tetap berada di posisi terakhir.

Mobil Listrik Makin Diminati! Ini Alasan Kenapa Kendaraan Ramah Lingkungan Ini Jadi Tren di 2025

Survei tersebut meminta masyarakat di 143 negara dan wilayah untuk mengevaluasi kehidupan mereka dalam skala dari nol hingga 10, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti PDB per kapita, dukungan sosial, harapan hidup sehat, kebebasan, kemurahan hati, dan korupsi.

Peluncurannya bertepatan dengan Hari Kebahagiaan Internasional pada 20 Maret hari ini.

Giliran Finlandia Siap Akui Negara Palestina

Penelitian sebelumnya mengenai kesejahteraan sering kali menemukan bahwa tingkat kebahagiaan paling tinggi terjadi pada masa kanak-kanak dan awal remaja, sebelum menurun pada usia paruh baya dan kemudian meningkat lagi setelah pensiun.

Finlandia

Photo :
  • Pixabay/tpsdave
Bunuh Diri atau Dibunuh? Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan Kematian Diplomat Kemlu Dilakban Siang Ini!

Namun laporan tersebut menemukan bahwa di beberapa negara, generasi muda saat ini lebih cenderung melaporkan kesepian dibandingkan kelompok usia yang lebih tua. “Kaum muda, khususnya di Amerika Utara, sedang mengalami krisis paruh baya saat ini,” kata profesor ekonomi Universitas Oxford dan editor laporan Jan-Emmanuel De Neve.

Ia mengaitkan meningkatnya ketidakbahagiaan di kalangan generasi muda di negara-negara Barat dengan berbagai faktor, termasuk aspek negatif dari media sosial, meningkatnya polarisasi atas isu-isu sosial, dan kesenjangan ekonomi yang menjadikan generasi muda semakin sulit untuk membeli rumah dibandingkan di jaman dahulu.

Ketua Umum Solidaritas Merah Putih (Solmet), Silfester Matutina (kanan)

Misteri Dimana Silfester Matutina Kok Belum Dieksekusi, Kejagung Bilang Begini

Misteri keberadaan Silfester Matutina, terpidana kasus pencemaran nama baik Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, mulai terkuak.

img_title
VIVA.co.id
18 September 2025