Pengakuan Mencengangkan Pelaku yang Bunuh Pria Depan Neneknya di Tanah Abang
- pixabay
Jakarta, VIVA – Alasan pria bernama Mika Febrianto (26) nekat menusuk brutal Muhammad Raihan (21) hingga tewas terkuak.
Usut punya usut, pelaku yang merupakan temannya sendiri, tega melakukan hal keji itu karena sakit hati dapat perundungan dari korban. Hal itu diakui pelaku saat diperiksa penyidik.
“Motif pelaku adalah dendam karena korban membuli tersangka. Tersangka lalu menusuk korban dengan pisau ke bagian punggung,” kata Kepala Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Abdul Rahim, Kamis, 17 Juli 2025.
Ilustrasi Penusukan
- pixabay
Korban membully pelaku karena telah menusuk kaki teman mereka bernama Niko dari arah belakang. Tak terima dibully demikian oleh korban, pelaku lantas menyerang korban. Dalam penangkapan itu, polisi menyita sejumlah barang bukti, termasuk senjata tajam yang digunakan untuk menghabisi korban.
“Barang bukti yang disita yaitu sebilah pisau, satu kaos hitam, dan celana pendek milik pelaku,” katanya.
Kini pelaku resmi ditahan di rumah tahanan Polda Metro Jaya. Ia dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan/atau Pasal 351 Ayat (3) tentang Penganiayaan yang Mengakibatkan Kematian.
Sebelumnya diberitakan, korban ditemukan tewas secara tragis di trotoar Jembatan Tinggi, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin malam, 14 Juli 2025. Korban diduga ditusuk secara brutal, bahkan sempat berteriak meminta tolong kepada warga sekitar sebelum akhirnya meregang nyawa.
Kapolsek Metro Tanah Abang, Ajun Komisaris Besar Polisi Haris Akhmat Basuki, mengungkapkan bahwa peristiwa sadis ini terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. MR, dalam kondisi sekarat, sempat berteriak-teriak mengaku ditusuk.
“Korban sempat teriak tolong-tolong saya ditusuk,” ujar Haris kepada wartawan, Selasa, 15 Juli 2025.
Yang membuat peristiwa ini makin memilukan, jeritan MR ternyata didengar langsung oleh neneknya sendiri, yang berada tak jauh dari lokasi kejadian. Sang nenek bergegas mencari bantuan untuk mengevakuasi cucunya yang tergeletak bersimbah darah.
“Nenek korban ada di atas jembatan melihat, lalu ia meminta kerabatnya menolong korban untuk dievakuasi ke RS Tarakan,” kata Haris.