All Eyes on Rafah Menggema di Media Sosial, Ini 4 Seruan Fenomenal Dukung Palestina
- instagram @chaa.my_
VIVA – Seluruh media sosial sedang diramaikan dengan istilah ‘All Eyes on Rafah’. Mulai dari media sosial Instagram, Facebook, dan TikTok. Bahkan saat ini tagar #AllEyesonRafah tengah trending di platform X.
Warganet berbondong-bondong memposting istilah tersebut dengan foto dan video kondisi masyarakat di Palestina. Sebenarnya apa itu istilah All Eyes on Rafah? Mengapa dikaitkan dengan Palestina? Scroll down for more information!
1. Arti All Eyes on Rafah
All Eyes on Rafah
- instagram @chaa.my_
Istilah ‘All Eyes on Rafah’ merujuk pada perhatian global yang tertuju pada situasi di Rafah, sebuah kota di Jalur Gaza, Palestina. Rafah sering menjadi atensi publik karena konflik dan ketegangan yang terjadi di wilayah tersebut, terutama dalam konteks ketegangan antara Palestina dan Israel.
Ungkapan ‘All Eyes on Rafah’ yang artinya ‘Semua Mata Tertuju pada Rafah’ menunjukkan seruan bagi komunitas internasional dan masyarakat luas untuk memperhatikan, mengikuti, dan memberikan perhatian terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di Rafah. Hal ini berkaitan dengan pelanggaran hak asasi manusia, serangan militer, atau krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut.
Kampanye menggunakan slogan ini bisa jadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kesadaran dan solidaritas global terhadap penderitaan dan situasi sulit yang dialami oleh warga Rafah, serta untuk mendesak aksi dari organisasi internasional dan pemerintah untuk menghentikan kekerasan dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina.
2. Sejarah Konflik Palestina dan Israel
VIVA Militer: Tentara Israel menyerbu Jalur Gaza, Palestina
- timesofisrael.com
Konflik Palestina-Israel adalah salah satu konflik paling lama dan kompleks di dunia. Konflik ini juga memiliki akar sejarah panjang. Wilayah Palestina, yang mencakup Israel modern, Tepi Barat, dan Gaza, memiliki sejarah panjang sebagai pusat keagamaan bagi Yahudi, Kristen, dan Islam. Wilayah ini mengalami berbagai perubahan kekuasaan, mulai dari Kerajaan Israel kuno hingga Kesultanan Utsmaniyah.
Akar dari konflik ini dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika gerakan Zionisme bertujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina. Pada masa itu, Palestina berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Ottoman dan dihuni oleh mayoritas penduduk Arab.