Kemlu Arab Saudi Tegaskan Tolak Netanyahu yang Minta Warga Palestina Dirikan Negara di Wilayahnya
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Riyadh, VIVA – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan agar warga Palestina mendirikan negara di wilayah Arab Saudi.
Pernyataan kontroversi Netanyahu disebut bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan berkelanjutan yang dilakukan pendudukan Israel terhadap saudara-saudara Palestina di Gaza, termasuk pembersihan etnis yang mereka alami.
Melansir dari Alarabiya, Arab Saudi pun dengan tegas menolak pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang pengusiran warga Palestina dari tanah mereka.
Penolakan itu disampaikan oleh kementerian luar negeri Saudi dalam sebuah pernyataan, pada Minggu, 9 Februari 2025.
Mesir dan Yordania juga mengecam saran Israel, dengan Kairo menganggap gagasan itu sebagai pelanggaran langsung terhadap kedaulatan Saudi.
"Pola pikir ekstremis pendudukan ini tidak memahami apa arti wilayah Palestina bagi saudara-saudara Palestina dan hubungan yang sadar, historis, dan sah dengan tanah itu," kata Kemlu Saudi.
Lebih dari 423 Ribu Warga Palestina Pindah ke Gaza Utara
- Anadolu Ajansi
Pembahasan tentang nasib warga Palestina di Gaza telah dijungkirbalikkan oleh usulan mengejutkan dari Presiden Donald Trump pada hari minggu lalu, yang menegaskan bahwa AS akan mengambil alih Jalur Gaza dari Israel dan menciptakan "Riviera Timur Tengah" setelah memukimkan kembali warga Palestina di tempat lain.
Negara-negara Arab pun mengecam keras komentar Trump, yang muncul selama gencatan senjata dalam perang Gaza yang telah dilancarkan Israel terhadap kelompok militan Hamas, yang menguasai jalur Gaza.
Trump mengatakan Arab Saudi tidak menuntut negara Palestina sebagai syarat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Namun, Riyadh menolak pernyataannya, dengan mengatakan tidak akan menjalin hubungan dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.