Cetak Sejarah Dalam 9 Tahun, Korsel Akhirnya Alami Peningkatan Angka Kelahiran
- Pexels
Seoul, VIVA – Angka kelahiran Korea Selatan naik pada tahun 2024 untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun. Menurut data awal, angka itu didukung oleh peningkatan jumlah pernikahan, pada Rabu, 26 Februari 2025, sebagai tanda bahwa krisis demografi negara itu mungkin telah membaik.
Angka kelahiran negara itu, jumlah rata-rata bayi yang diharapkan dimiliki seorang wanita selama masa reproduksinya, berada pada angka 0,75 pada tahun 2024, menurut Statistik Korea.
Ilustrasi popok bayi.
- Unicharm.
Melansir dari The Sundaily, sejak 2018, Korea Selatan menjadi satu-satunya anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dengan angka kelahiran di bawah 1 persen.
Pemerintah Korsel juga telah meluncurkan berbagai langkah untuk mendorong kaum muda menikah dan memiliki anak, setelah Presiden Yoon Suk Yeol yang kini dimakzulkan mengumumkan krisis demografi nasional dan rencana untuk membentuk kementerian baru yang dikhususkan untuk mengatasi angka kelahiran yang rendah.
"Terjadi perubahan dalam nilai sosial, dengan pandangan yang lebih positif tentang pernikahan dan kelahiran," kata Park Hyun-jung, seorang pejabat di Statistik Korea, dalam sebuah pengarahan.
Dia juga menjelaskan bahwa angka kelahiran yang naik merupakan dampak dari peningkatan jumlah orang berusia awal 30-an dan penundaan pernikahan akibat pandemi.
“Sulit untuk mengukur seberapa besar kontribusi masing-masing faktor terhadap peningkatan kelahiran baru, tetapi faktor-faktor tersebut sendiri juga saling memengaruhi,” tambah Park.
Pernikahan, indikator utama kelahiran baru, melonjak 14,9 persen pada tahun 2024. Ini adalah lonjakan terbesar di Korsel sejak data mulai dirilis pada tahun 1970.
Perkawinan meningkat untuk pertama kalinya dalam 11 tahun pada tahun 2023 dengan peningkatan 1,0 persen, yang didorong oleh dorongan pascapandemi.
Di negara Asia, terdapat korelasi tinggi antara pernikahan dan kelahiran, dengan jeda waktu satu atau dua tahun, karena pernikahan sering dianggap sebagai prasyarat untuk memiliki anak.
Di seluruh negeri, angka kelahiran tahun lalu adalah yang terendah di ibu kota, Seoul, yaitu 0,58 persen.
Ilustrasi Bayi Baru Lahir
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Data terbaru menunjukkan ada 120.000 lebih banyak orang yang meninggal tahun lalu dibandingkan mereka yang baru lahir. Hal ini menandai tahun kelima berturut-turut populasi menyusut secara alami. Kota administratif Sejong adalah satu-satunya pusat utama di mana populasi tumbuh.
Populasi Korea Selatan, yang mencapai puncaknya di angka 51,83 juta pada tahun 2020, diperkirakan akan menyusut menjadi 36,22 juta pada tahun 2072, menurut proyeksi terbaru oleh badan statistik.