Trump: Pemimpin Dunia Rela Mencium Bokong Saya Demi Kesepakatan Tarif

Presiden AS Donald Trump usai menandatangani perintah eksekutif, Rabu, 9/4
Sumber :
  • AP Photo

Washington, VIVA – Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Rabu malam, 9 April 2025, bahwa para pemimpin global bersedia melakukan apa saja untuk membuat kesepakatan dagang dengannya saat tarif Amerika mulai berlaku.

Trump Larang Mahasiswa Asing di Harvard, Pemerintah RI Tak Tinggal Diam

"Saya katakan, negara-negara ini memanggil kita, (mereka rela) mencium bokong saya," kata Trump dalam pidatonya di Makan Malam Komite Kongres Nasional Partai Republik di Washington,

"Mereka sangat ingin membuat kesepakatan. 'Tolong, tolong tuan, buatlah kesepakatan. Saya akan melakukan apa saja tuan,'" ia menirukan seorang pemimpin asing yang memohon.

Kabar Trump Tunda Penerapan Tarif Dagang Baru Hembuskan Angin Segar, RI Harus Perkuat Industri Nasional

Presiden AS Donald Trump usai menandatangani perintah eksekutif, Rabu, 9/4

Photo :
  • AP Photo

Melansir dari Politico, Kamis 10 April 2025, banyak tarif baru, yang diumumkan oleh Trump pada 2 April lalu, yang mulai berlaku pada Rabu pagi.

Trump soal Kebijakan Tarif AS: Kami Ingin Buat Tank, Bukan Kaos Oblong

Tarif tersebut menargetkan berbagai macam barang impor dan telah memicu perang dagang global, karena negara-negara ekonomi utama merencanakan tindakan pembalasan.

Tarif Trump mencakup bea masuk besar-besaran sebesar 104 persen untuk barang-barang Tiongkok, sementara puluhan negara lain, ditambah Uni Eropa, akan menghadapi tarif mulai dari 11 persen hingga 50 persen.

Saham Asia juga anjlok pada Rabu pagi karena tarif baru tersebut berlaku dengan pasar-pasar utama yang sudah dibuka.

Di Jepang, indeks Nikkei turun lebih dari 5 persen, sementara indeks TOPIX yang lebih luas turun sebesar 4,6 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 4,3 persen dan pasar Taiwan anjlok lebih dari 5,7 persen.

Berbicara di acara tersebut pada Selasa malam, Trump juga mengumumkan rencana untuk tarif tambahan pada impor farmasi.

"Kami akan mengenakan tarif pada farmasi kami dan begitu kami melakukannya, mereka akan kembali berbondong-bondong ke negara kami karena kami adalah pasar yang besar," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya