Kisah Amer yang Menggetarkan Langit: 'Saya Tak Akan Pulang Kecuali untuk Berhaji'
- X
Tripoli, VIVA – Ada kalanya, ketika niat suci bersentuhan dengan takdir Ilahi, maka batas antara yang mustahil dan kenyataan menjadi kabur. Ketika Allah berkehendak, tak ada satupun kekuatan yang mampu mencegahnya.
Ini kisah Amer Al-Mahdi Mansour Al-Qaddafi, seorang pemuda asal Libya, yang telah bertekad untuk menunaikan haji – sebuah komitmen spiritual mendalam yang ingin dipenuhi oleh umat Muslim di seluruh dunia setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Kisah Amer bukan sekadar catatan perjalanan haji biasa. Ini adalah bukti nyata bahwa ketulusan niat dan kebersihan hati dapat menggetarkan langit dan menghentikan roda dunia, meski hanya untuk satu orang.
Dikutip dari GulfNews, Jumat, 30 Mei 2025, kisah perjalanan spiritual Amer menunaikan haji terjadi musim haji tahun 1445 Hijriah/2024 lalu. Amer Bersama rombongan jemaah haji dari negaranya tiba di bandara internasional Libya.
Jemaah haji Amer Al Gaddafi sempat tertinggal pesawat karena masalah imigrasi
- Ist/X
Mereka bersiap menginjakkan kaki ke Tanah Suci demi menunaikan rukun Islam kelima. Tapi belum sempat kakinya menyentuh tanah Hijaz, masalah muncul di bandara: Amer ditahan di imigrasi.
Amer ditahan imigrasi tidak boleh naik ke dalam pesawat karena alasan keamanan. Paspornya ditahan tak boleh terbang.
Usut punya usut, ‘alasan keamanan’ yang dimaksud Imigrasi terkait dengan nama belakangnya — Al Gaddafi — identik dengan mantan penguasa Libya, Muammar Al-Qaddafi, yang masih ditandai secara otomatis di beberapa sistem imigrasi selama satu dekade sebagai 'berisiko' melakukan perjalanan.
Saat kelompoknya menaiki pesawat, Amer masih ditahan di konter untuk pemeriksaan tambahan. Meskipun memohon, kapten pesawat dilaporkan bersikeras berangkat tanpa dia, dengan alasan ketidakpastian keamanan dan kendala jadwal.
Ditinggal Pesawat Tapi Kembali untuk ‘Menjemputnya’
Detik demi detik berlalu dalam ketegangan, dan saat akhirnya semua tuduhan sirna, Amer mendongak dan melihat kenyataan pahit: pesawat rombongan hajinya telah lepas landas.
Di titik ini, kebanyakan orang akan pulang, menelan kenyataan sebagai nasib. Tapi Amer berbeda. Dengan mata yang tak gentar dan hati yang menyala, ia berkata kepada petugas:
“Saya tidak akan pindah dari sini (pulang), kecuali untuk berhaji.” kata Amer kepada petugas
Amer bergeming. Tetap menanti di bandara dengan penuh harap. Ia tetap pada niatnya yang teguh: pergi ke Tanah Suci untuk berhaji.
Tak lama setelah pesawat rombongan itu mengudara, gangguan teknis memaksa mereka kembali ke bandara. Setelah penundaan dan perbaikan kecil, pesawat lepas landas lagi — hanya untuk mengalami masalah kedua, yang memaksanya kembali lagi.
Menurut penumpang dan awak, setelah pendaratan darurat kedua, kapten bertanya kepada awak kabin “Apakah Amer Al-Qadhafi sudah ikut naik?”
Ketika dijawab bahwa Amer tertinggal karena masalah imigrasi, sang pilot menjawab: "Saya bersumpah tidak akan terbang lagi kecuali Amer bersama kita di pesawat ini."
Pihak berwenang segera mengizinkan Amer untuk terbang. Pada upaya ketiga dengan Amer di dalamnya, pesawat lepas landas tanpa insiden.
Seketika kisahnya viral di media sosial. Banyak netizen yang menafsirkannya sebagai tanda kehendak Tuhan dan doa yang terjawab. "Saya hanya ingin pergi haji," kata Amer kepada media lokal.
"Dan saya percaya bahwa jika itu ditulis untuk saya, tidak ada kekuatan yang dapat mencegahnya."