Profil Lee Jae-myung, dari Buruh Pabrik Kini Jadi Presiden Korsel
- Yonhap Photo.
Seoul, VIVA – Lee Jae-myung resmi dilantik sebagai Presiden Korea Selatan ke-14 pada 4 Juni 2025, menandai berakhirnya masa krisis politik yang dipicu oleh pemakzulan Presiden sebelumnya, Yoon Suk Yeol.
Lee, kandidat dari Partai Demokrat Korsel, memenangkan pemilu darurat dengan perolehan suara 49,42%, mengalahkan rival konservatifnya, Kim Moon-soo, yang meraih 41,15% suara.
Kandidat capres pada Pemilu Korea Selatan
- Nodutdol
Lee Jae-myung lahir dalam keluarga miskin di Andong dan menghabiskan masa kecilnya sebagai buruh anak di pabrik. Ia mengalami cedera permanen di lengan akibat kecelakaan kerja. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, Lee berhasil menyelesaikan pendidikan hukum dan menjadi pengacara hak asasi manusia.
Karier politiknya dimulai sebagai Wali Kota Seongnam (2010–2018), di mana ia dikenal karena program kesejahteraan sosial yang progresif. Kemudian, ia menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gyeonggi (2018–2021) dan menjadi pemimpin Partai Demokrat Korea (2022–2025).
Lee dikenal sebagai sosok yang tegas dan vokal, namun juga kontroversial. Ia menghadapi berbagai tuduhan hukum, termasuk kasus korupsi dan pelanggaran hukum pemilu, meskipun belum ada vonis yang dijatuhkan. Pada Januari 2024, Lee menjadi korban percobaan pembunuhan saat mengunjungi lokasi konstruksi di Busan.
Soal kepemimpinan, Lee dikenal dengan gaya kepemimpinan populis dan pendekatan langsung kepada rakyat. Ia sering menggunakan retorika yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan politiknya.Â
Pendekatannya yang berani dan fokus pada isu-isu sosial membuatnya mendapatkan dukungan luas, terutama dari kalangan pekerja dan masyarakat berpenghasilan rendah.
Sebagai presiden, Lee berkomitmen untuk memulihkan demokrasi dan mencegah terulangnya krisis politik seperti upaya darurat militer sebelumnya.
Pemimpin oposisi Korea Selatan (Korsel), Lee Jae-myung, (tengah).
- Yonhap Photo.
Dia juga berjanji untuk mengatasi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah.
Lee juga bakal berupaya untuk menyeimbangkan hubungan luar negeri, khususnya dengan Amerika Serikat, China, dan Korea Utara, untuk menjaga stabilitas regional dan ekonomi.