China Kecam Trump Larang Mahasiswa Asing Masuk Harvard: AS Hanya akan Merusak Citra Kredibilitasnya

VIVA Militer: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Sumber :
  • AFP/Mandel Ngan

Beijing, VIVA – China mengkritik keras kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang melakukan politisasi pendidikan dengan melarang mahasiswa asing masuk ke Universitas Harvard. Cara Trump itu dikritik bisa merusak citra dan kredibilitas AS. 

10 'Paus' Bitcoin Terbesar di Dunia 2025, Satoshi Nakamoto Masih Pegang Tahta Tertinggi

Demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, dalam jumpa pers rutin pada Kamis, 5 Juni 2025.

"AS hanya akan merusak citra dan kredibilitasnya sendiri melalui tindakan yang relevan," kata Lin, dikutip dari Alarabiya.

Bareskrim Ungkap Pengelola Markas Judol China-Kamboja Dapat Untung Rp20 M

Lin Jian mengatakan kerja sama sektor pendidikan antara China dan AS saling menguntungkan. "Kerja sama pendidikan antara China dan AS saling menguntungkan dan Beijing akan dengan tegas melindungi kepentingan sah para mahasiswa dan cendekiawannya di luar negeri," jelas Lin.

Ilustrasi mahasiswa Harvard University

Photo :
  • Dok Harvard
Dites di Dunia Nyata, Jarak Tempuh Xiaomi YU7 Cuma 65 Persen dari Klaim Pabrik

Sebelumnya, Donald Trump mengeluarkan kebijakan melarang hampir semua mahasiswa asing masuk ke AS untuk belajar di Universitas Harvard. Larangan itu berlaku selama enam bulan dan mencakup mahasiswa baru yang mengajukan visa F-1, M-1, dan J-1.  

Trump mengatakan keputusan itu diambil karena kekhawatiran terhadap keamanan nasional. Trump juga menuding ketidakpatuhan Harvard terhadap regulasi federal.

Sementara, Harvard mengecam kebijakan Trump sebagai tindakan ilegal yang melanggar hak-hak konstitusional. Harvard pun berjanji untuk melindungi mahasiswa internasionalnya.  

Harvard juga mengajukan gugatan terhadap pemerintahan Trump atas kebijakan kontroversialnya itu.  

Larangan itu berdampak terhadap sekitar 7.000 mahasiswa asing di Harvard. Kebijakan itu memicu kekhawatiran di kalangan akademisi serta komunitas internasional mengenai masa depan pendidikan global di AS. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya