Australia Perbarui Travel Warning ke RI, Minta Warganya Waspada saat ke Bali

Kedatangan wisatawan Australia di Bandara Ngurah Rai, Bali.
Sumber :
  • VIVA/Maha Liarosh

Canberra, VIVA – Pemerintah Australia kembali mengeluarkan peringatan perjalanan bagi warganya yang hendak berkunjung ke Indonesia, dengan penekanan khusus pada destinasi wisata populer seperti Bali. Peringatan ini dirilis melalui situs resmi Smartraveller pada 30 Mei dan masih berlaku hingga Kamis, 5 Juni 2025.

Indonesia-Australia Relations Strengthened in Prabowo, Marles Meeting

Dalam laman tersebut, peringatan itu diberi tajuk “Australia Terbitkan Peringatan Waspada ke Indonesia, Termasuk Bali.”

"Pemerintah Australia memperbarui imbauan perjalanannya ke Indonesia dan tetap menyarankan warganya untuk berhati-hati secara penuh saat bepergian ke negara ini, terutama ke destinasi wisata populer seperti Bali," bunyi pernyataan resmi tersebut.

Presiden Prabowo Bertemu Wakil PM Australia Richard Marles Bahas Ini

Finns Beach Club, salah satu tempat hiburan populer di Bali di antara turis Australia.

Photo :
  • Istimewa.

Pembaruan travel warning ini muncul menyusul sejumlah insiden kematian yang terjadi di kawasan wisata. Pemerintah Australia menyoroti tingginya risiko kecelakaan laut di pantai-pantai populer di Bali, termasuk akibat arus kuat dan ombak besar.

Perjalanan Lulu Bistrot Menuju Puncak Destinasi Kuliner Bali

Tak sedikit wisatawan Australia yang menjadi korban, terlebih karena banyak pantai yang tidak dilengkapi penjaga pantai (lifeguard).

Tak hanya soal keselamatan di laut, pemerintah Australia juga mengingatkan pentingnya memahami aturan keimigrasian Indonesia. Paspor yang rusak, baik karena terkena air, robek sedikit, atau bahkan hanya lecek bisa menjadi alasan turis ditolak masuk oleh petugas imigrasi.

Bagi pelancong yang berencana ke Bali, imbauan juga mencakup kepatuhan terhadap norma lokal. Wisatawan diminta mempelajari panduan perilaku atau “Do’s and Don’ts” yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali.

Pelanggaran terhadap norma budaya, agama, tempat ibadah, atau upacara adat bisa berujung pada sanksi pidana hingga deportasi.

Peringatan lainnya menyangkut keamanan konsumsi makanan dan minuman. Pemerintah Australia menyebut adanya risiko minuman dicampur zat beracun, termasuk alkohol berbahaya seperti metanol.

Kedatangan wisatawan Australia di Bandara Ngurah Rai, Bali.

Photo :
  • VIVA/Maha Liarosh

Wisatawan diimbau untuk tidak meninggalkan makanan atau minuman tanpa pengawasan serta menghindari konsumsi minuman alkohol oplosan. Kasus serupa, menurut catatan mereka, pernah terjadi di Bali dan Lombok.

Bali sendiri menjadi destinasi favorit warga Australia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, sekitar 1,5 juta wisatawan asal Australia berkunjung ke pulau tersebut sepanjang 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya