Oposisi Gagal Bubarkan Parlemen Israel, Netanyahu Tetap Jadi Perdana Menteri

VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
Sumber :
  • Agence France-Presse (AFP)

Tel Aviv, VIVA  – Parlemen Israel (Knesset) pada Kamis pagi, 12 Juni 2025, menolak pemungutan suara untuk membubarkan diri. Hal itu disampaikan oleh Knesset dalam sebuah pernyataan, setelah kesepakatan dicapai mengenai perselisihan mengenai wajib militer.

Indonesia Kirim 800 Ton Bantuan Makanan hingga Pakaian untuk Warga Gaza, Lewat Metode Air Drop

Pemungutan suara, yang seharusnya dapat menjadi langkah pertama menuju pemilihan umum lebih awal, dan dimaksudkan untuk menggulingkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu , ditolak dengan 61 anggota parlemen menentangnya dan 53 mendukungnya.

Bendera Israel.

Photo :
  • Atalayar
Israel Tidak Halangi Indonesia Salurkan Bantuan ke Gaza, Apa Penyebabnya?

Knesset terdiri dari 120 kursi, dan mayoritas yang dibutuhkan untuk meloloskan pemungutan suara adalah 61 anggota parlemen.

Hal ini memberi koalisi penguasa Netanyahu waktu lebih lanjut untuk menyelesaikan krisis politik terburuknya dan menghindari pemungutan suara, yang akan menjadi pemungutan suara pertama Israel sejak meletusnya perang dengan Hamas di Gaza.

Pekerja Pelabuhan Italia Cegat Kapal Saudi Diduga Angkut Senjata ke Israel

Melansir dari France24, Netanyahu telah berusaha keras untuk menyelesaikan kebuntuan dalam koalisinya mengenai rancangan undang-undang wajib militer baru, yang telah menyebabkan krisis saat ini.

"Saya gembira mengumumkan bahwa setelah diskusi panjang, kami telah mencapai kesepakatan mengenai prinsip-prinsip yang menjadi dasar rancangan undang-undang tersebut,"  kata Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset Yuli Edelstein dalam sebuah pernyataan.

VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu

Photo :
  • Flash90/Yonatan Sindel

Beberapa partai keagamaan dalam koalisi Netanyahu mengupayakan pengecualian bagi siswa seminari Yahudi ultra-Ortodoks dari dinas militer yang wajib di Israel, sementara anggota parlemen lainnya ingin menghapuskan pengecualian semacam itu.

Pengecualian ini telah menjadi isu yang hangat di Israel selama bertahun-tahun, tetapi menjadi sangat kontroversial selama perang di Gaza karena Israel telah menderita korban terbanyak di medan perang dalam beberapa dekade dan militernya yang terbatas membutuhkan lebih banyak pasukan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya