Eskalasi Meluas, Sekolah dan Perkantoran di Israel-Iran Ditutup
- AP Photo/Baz Ratner
Teheran, VIVA – Seiring meningkatnya ketegangan militer antara Israel dan Iran, kedua negara telah mengumumkan langkah-langkah yang berdampak pada sistem pendidikan dan kehidupan sipil Iran-Israel, termasuk penutupan sekolah dan penundaan ujian.
"Di Iran, semua lembaga pendidikan telah ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut," kata juru bicara Kementerian Pendidikan Iran, Ali Farhadi, dikutip dari Anadolu Ajansi, Senin 16 Juni 2025.
Untuk meyakinkan siswa dan keluarga, Farhadi mencatat bahwa semua ujian terjadwal di seluruh tingkat pendidikan akan ditunda. Tanggal ujian baru juga akan diumumkan kemudian, dan dokumen pendaftaran ujian yang tidak sah akan diterbitkan kembali.
Sementara itu, Israel telah memperpanjang status darurat dan pembatasan internal hingga 30 Juni 2025, dengan alasan masalah keamanan yang sedang berlangsung.
Keputusan tersebut disetujui selama sesi pemerintah daring, menurut surat kabar Israel, Yediot Ahronot.
Sekolah hingga Perkantoran di Israel Ditutup
Kementerian Pendidikan Israel juga mengonfirmasi bahwa semua kegiatan pembelajaran akan dilanjutkan dari jarak jauh, dengan ujian tatap muka dibatalkan untuk waktu yang tidak ditentukan.
Termasuk pendidikan taman kanak-kanak, pusat penitipan anak, sekolah, program pendidikan khusus, organisasi pemuda, hingga fasilitas pendidikan tinggi, telah ditutup.
Segala kegiatan belajar formal atau informal, dan acara olahraga kompetitif untuk anak-anak dan remaja juga telah dibatalkan. Kegiatan olahraga profesional juga ditangguhkan.
Sebagian besar perkantoran juga diperintahkan untuk tutup. Hanya sektor-sektor vital dan layanan darurat seperti rumah sakit yang diizinkan untuk melanjutkan operasinya.
Pertemuan dalam bentuk apa pun, termasuk acara budaya, pernikahan, dan acara keagamaan dilarang keras. Begitu pula akses ke tempat hiburan seperti mal, pusat kebugaran, ditutup.
Diketahui, Israel mulai menyerang wilayah Iran, termasuk bangunan tempat tinggal, dalam agresi tak beralasan pada malam hari 13 Juni. Pejabat tinggi militer Iran dibunuh dalam serangan yang ditargetkan. Warga sipil tewas ketika rumah-rumah diserang secara langsung. Seluruh pusat populasi terkena dampaknya.
Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei lalu menunjuk komandan militer baru di hari yang sama dan mengatakan kehidupan akan menjadi suram bagi Israel.
Tak lama kemudian, Iran memulai serangan balasan jauh ke dalam Israel, menghantam Tel Aviv, Yerusalem, dan Haifa, di antara target lainnya. Kehidupan terhenti di wilayah yang diduduki karena orang Israel telah menghabiskan seluruh hari di tempat perlindungan bom bawah tanah.
Pejabat Iran mengatakan misi tersebut akan terus berlanjut selama diperlukan. Meskipun ada penyensoran ketat Israel, banyak rekaman muncul dari rudal Iran yang mengenai target mereka dalam serangan presisi.
