Trump Tinggalkan KTT G7 Lebih Awal Akibat Konflik Israel-Iran

Presiden AS Donald Trump.
Sumber :
  • AP Photo/Alex Brandon

Washington, VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump memutuskan meninggalkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Kanada lebih awal pada Senin malam, 16 Juni 2025, di tengah memuncaknya konflik antara Israel dan Iran.

Trump Hits Vietnam with 20% Tariff, Gives U.S. Products Duty-Free Access

"Karena apa yang terjadi di Timur Tengah, Presiden Trump akan meninggalkan tempat itu malam ini setelah makan malam dengan para Kepala Negara," tulis Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam pernyataan di platform X, dikutip Selasa 17 Juni 2025.

Sikap Trump itu juga diperkuat dengan keputusannya untuk tidak menandatangani pernyataan bersama G7 yang menyerukan de-eskalasi antara Israel dan Iran.

PBB Rilis Perusahaan Global Diduga Terlibat dalam 'Genocide Economy' Israel

Ilustrasi Donald Trump dan kebijakan tarif mobil impor

Photo :
  • Carscoops

Pernyataan yang disusun oleh para pemimpin G7, khususnya dari Eropa, menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dan bahwa Iran tidak boleh memperoleh senjata nuklir.

Kesaksian Putri Direktur RS Indonesia di Gaza saat Rudal Israel Hantam Kamar Ayahnya

Namun, Trump memilih untuk tidak bergabung dalam konsensus tersebut, mempertegas posisinya yang selama ini skeptis terhadap manfaat organisasi multilateral seperti G7.

"Di bawah kepemimpinan yang kuat dari Presiden Trump, Amerika Serikat kembali memimpin upaya untuk memulihkan perdamaian di seluruh dunia. Presiden Trump akan terus berupaya untuk memastikan Iran tidak dapat memperoleh senjata nuklir," demikian pernyataan resmi Gedung Putih.

Ketegangan antara Iran dan Israel telah meningkat tajam sejak Jumat, 13 Juni 2025, ketika Israel meluncurkan serangan ke sejumlah fasilitas militer dan nuklir di pusat Teheran.

Serangan ini mendorong Iran untuk membalas dengan rentetan serangan drone dan rudal yang menyasar wilayah Israel pada Jumat malam dan Sabtu pagi, 14 Juni 2025.

Sebagai respons, Angkatan Udara Israel kembali melancarkan gelombang serangan udara pada Sabtu dini hari, menargetkan sistem pertahanan udara dan lokasi peluncuran rudal di Iran.

Pada Senin, Iran menyampaikan kepada mediator Qatar dan Oman bahwa pihaknya tidak akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata selama Israel masih melancarkan serangan.

"Iran menyampaikan tidak akan berunding kala diserang."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya