Trump Serang Iran! Bom Dijatuhkan di 3 Lokasi Nuklir, Dunia di Ambang Perang?

Presiden AS Donald Trump saat menghadiri KTT G7 Kanada
Sumber :
  • Suzanne Plunkett/Pool Photo via AP

Washington, VIVA – Presiden Donald Trump mengumumkan di media sosial Sabtu malam bahwa AS menyerang tiga lokasi nuklir di Iran, "termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan."

Trump Kenakan Tarif Impor 20 Persen untuk Vietnam, Produk AS Malah Bebas Pajak

"Semua pesawat sekarang berada di luar wilayah udara Iran. Muatan penuh BOM dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Semua pesawat dalam perjalanan pulang dengan selamat," tulisnya tanpa memberikan perincian lebih lanjut, sebagaimana dilansir ABC News, Minggu pagi.

VIVA Militer: Jet tempur F-16V Viper Angkatan Udara Amerika Serikat

Photo :
  • US Air Force
Menlu Iran: Senjata Nuklir Tidak Manusiawi, Dilarang Agama!

"Tidak ada militer lain di Dunia yang dapat melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan ultimatum keras kepada Iran di tengah memanasnya konflik Iran-Israel. Trump memberikan tenggat waktu maksimal dua pekan kepada Teheran untuk menghindari kemungkinan serangan udara dari militer Amerika.

Airlangga Targetkan RI Tidak Kena Tarif Resiprokal AS

“Saya beri mereka waktu. Dua minggu adalah batas maksimal,” ujar Trump kepada awak media, seperti dikutip dari CNA dan Arab News, saat ditanya soal kemungkinan aksi militer terhadap Iran.

Trump menegaskan bahwa tujuan dari ultimatum ini adalah untuk “melihat apakah orang-orang akan sadar atau tidak” terkait eskalasi yang tengah berlangsung.

Presiden AS Donald Trump.

Photo :
  • AP Photo/Alex Brandon

Pernyataan tersebut muncul di saat para menteri luar negeri negara-negara Liga Arab tengah berkumpul di Istanbul. Pertemuan itu difokuskan pada upaya meredam ketegangan antara Iran dan Israel, yang terus meningkat dalam sepekan terakhir. 

Sementara itu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga mengagendakan pembahasan khusus terkait krisis udara yang melibatkan kedua negara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya