Warga Berburu Emas di Sungai Efrat yang Mengering, Hari Kiamat Sudah Dekat?

Warga beramai-ramai menggali emas di pinggiran Sungai Efrat yang mulai mengering
Sumber :
  • Shafaq

VIVA – Dalam beberapa hari terakhir, Desa Albouhamdi di timur Al-Raqqah, Suriah, menjadi pusat perhatian dunia internasional, setelah warga setempat melaporkan penemuan mineral berkilau menyerupai emas di sepanjang tepian kering Sungai Efrat.

BCA Syariah Cuan Gede! Laba Bersih Tembus Rp100 Miliar, Emas Melonjak 231 Persen

Temuan itu segera memicu antusiasme besar—ratusan orang berdatangan, dipicu oleh munculnya gundukan tanah berkilauan di dasar sungai yang baru saja tersingkap, akibat penyusutan Sungai Efrat yang terus berlanjut.

Proses penggalian ini bermula dari rasa ingin tahu yang tersebar telah dengan cepat berkembang menjadi penggalian yang kacau dan terorganisir secara mandiri. Perkemahan darurat kini tersebar di sepanjang tepi sungai, dengan para penambang mendirikan tenda dan menggali sepanjang waktu menggunakan peralatan dan sekop sederhana.

Antam Cetak Rekor Penjualan Emas dan Nikel Tertinggi Sepanjang Sejarah pada Kuartal II-2025

Aktivitas yang semakin meningkat ini telah memicu ekonomi mikro lokal, dimana harga peralatan penambang bekas melonjak, dan para calo informal bermunculan di desa-desa terdekat untuk memanfaatkan permintaan yang baru muncul.

Warga menggali menambang emas di tepian Sungai Efrat Raqqa Suriah

Photo :
  • Ist
5 Fakta Mengerikan di Balik Penemuan Emas di Sungai Efrat: Rawan Konflik hingga Tanda Kiamat!

Pasalnya, daerah tersebut masih belum memiliki peraturan resmi atau pengawasan keselamatan. Tidak ada pemerintah atau otoritas lokal yang turun tangan atau mengeluarkan pernyataan, meskipun jumlah peserta terus meningkat dan potensi risiko lingkungan dan keselamatan.

Insinyur geologi Khaled al-Shammari, berbicara kepada Shafaq News, mendesak kehati-hatian, menjelaskan bahwa meskipun sedimen mineral di sepanjang Sungai Efrat sering ditemui karena jalurnya melewati wilayah yang kaya mineral, namun penampakan tanah berkilau tidak lantas dimaknai keberadaan emas.

"Hanya analisis geologi terperinci yang dapat menentukan apakah endapan tersebut mengandung emas atau mineral berharga lainnya," ujarnya.

Namun demikian, argumentasi ilmiah tidak banyak meredam antusiasme tersebut. Bagi banyak orang di Raqqa, peristiwa tersebut telah mengambil dimensi ekonomi dan spiritual.

Kegilaan ini telah menghidupkan kembali diskusi luas bahwa bagi umat Islam, peristiwa ini bukan sekadar fenomena geologi. Banyak yang mengaitkan temuan ini dengan nubuat Rasulullah tentang tanda-tanda menjelang Hari Kiamat.

"Tidak akan terjadi hari kiamat hingga Sungai Efrat menyingkapkan gunung emas. Lalu manusia saling membunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang, sembilan puluh sembilan akan terbunuh. Dan setiap orang berkata: ‘Mungkin akulah yang selamat." (HR. Muslim No. 2894, Bukhari).

Ulama Islam Asaad al-Hamdani, dalam komentarnya kepada Shafaq News, mengonfirmasi keaslian hadis tersebut dalam tradisi Sunni, tetapi memperingatkan agar tidak terburu-buru menafsirkan peristiwa terkini sebagai tanda-tanda kiamat secara harfiah.

"Narasi semacam itu membutuhkan pemahaman ilmiah yang mendalam, terutama ketika diterapkan pada peristiwa yang sedang berlangsung," ujarnya.

Para ulama klasik, termasuk Imam Nawawi, menafsirkan hadits tersebut sebagai tanda besar yang akan terjadi secara nyata di dunia. Meski ada dugaan bahwa mineral yang ditemukan hanyalah pirit—dikenal sebagai "emas bodoh" karena menyerupai emas namun tidak bernilai—para ahli geologi mengingatkan bahwa pirit bisa menandakan adanya emas sejati di sekitarnya.

Sungai Efrat—yang mengalir melalui Turki, Suriah, dan Irak—telah lama menjadi pusat kehidupan di wilayah tersebut, menopang pertanian, perdagangan, dan permukiman sejak zaman Mesopotamia kuno.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, menurunnya permukaan air telah memicu kekhawatiran di seluruh wilayah, memicu perselisihan mengenai pembangunan bendungan Turki, hak air lintas batas, dan memburuknya kondisi kekeringan.

Apakah tanah di sana benar-benar menyimpan harta karun masih harus dibuktikan. Namun ajaran Islam mengingatkan umatnya untuk tidak tergoda oleh kemilau harta semacam ini.

Hadits tersebut bukanlah dorongan untuk memburu emas, melainkan peringatan keras untuk tidak larut dalam kerakusan. Islam mengingatkan bahwa kekayaan semacam ini akan menjadi ujian besar bagi manusia, bahkan bisa memicu pertumpahan darah.

Akan tetapi harapan untuk mendapatkan kekayaan dari tanah yang tampaknya menyimpan potensi harta karun tersembunyi, membuat orang-orang terus mendorong sekop semakin dalam ke dasar Sungai Efrat yang mulai mengering.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya