5 Negara Ini Punya Jet Tempur Canggih, Tapi Tak Ada Pilot yang Menerbangkannya
- Wionews
Jakarta, VIVA – Di balik gemerlap parade militer dan diplomasi internasional, ada realita mengejutkan: sejumlah negara memiliki jet tempur canggih, tetapi tak satu pun bisa mengudara karena alasan yang ironis, tidak ada pilotnya.
Jet tempur selama ini dikenal sebagai simbol kekuatan, kedaulatan, dan daya gentar sebuah negara. Namun, bagi beberapa negara, kepemilikan pesawat tempur bukanlah soal kesiapan tempur, melainkan penampilan politik dan simbol status.
Dilansir dari Wionews, berikut lima negara yang memiliki jet tempur, tapi tak bisa menerbangkannya karena minimnya sumber daya manusia, infrastruktur, atau dana operasional.
1. Libya: Punya Pesawat, Tanpa Angkatan Udara Aktif
Dulu, di bawah kepemimpinan Muammar Gaddafi, Libya memiliki kekuatan udara yang disegani dengan armada MiG-21, MiG-23, hingga Mirage F1. Namun, konflik internal yang berkepanjangan menghancurkan sistem militernya. Banyak pangkalan udara dibombardir, dan para pilot telah pensiun, gugur, atau membelot. Kini, jet-jet tempur yang tersisa hanya menjadi "penghias hanggar", bahkan sebagian dibongkar untuk diambil suku cadangnya.
2. Afghanistan: Warisan Jet Tanpa SDM Pendukung
Pasca penarikan pasukan AS, Taliban mewarisi berbagai pesawat militer seperti A-29 Super Tucano dan Mi-17. Meski secara teknis memiliki alat tempur udara, Taliban tak memiliki personel terlatih atau sistem logistik untuk mengoperasikannya. Pesawat-pesawat itu kini lebih berfungsi sebagai simbol kekuasaan daripada kekuatan militer sesungguhnya.
3. Yaman: Jet Tempur Tinggal Sejarah
VIVA Militer: Jet tempur Mikoyan MiG-29 militer Polandia
- frontierindia.com
MiG-29 dan Su-22 pernah menjadi andalan Yaman dalam menjaga kedaulatan udara. Namun, perang saudara yang terus berkecamuk serta kampanye udara oleh koalisi pimpinan Saudi telah menghancurkan basis militer Yaman. Minimnya jumlah pilot aktif dan hancurnya fasilitas pendukung membuat angkatan udara negara ini praktis lumpuh total.
4. Somalia: Langit Kosong karena Tak Ada Pilot
Somalia sudah lama kehilangan kemampuan operasional udaranya. Meski dulu pernah mengoperasikan pesawat MiG era Soviet, kekacauan politik, minimnya pelatihan, serta ketiadaan dukungan teknis membuat armada udara negara ini tak lagi terbang. Jet ada, tapi pilotnya nihil.
5. Chad: Punya MiG-29, Tapi Hanya Pajangan
Pada 2014, Chad dilaporkan membeli beberapa MiG-29 dari Ukraina. Namun, tanpa anggaran besar dan tenaga ahli lokal, jet-jet itu jarang digunakan secara aktif. Dalam beberapa kesempatan, Chad bahkan menyewa pilot asing untuk menerbangkannya. Alhasil, pesawat tersebut lebih sering tampil dalam seremoni dibanding di medan perang.
Mengapa Negara Membeli Jet yang Tak Bisa Diterbangkan?
Bagi negara-negara tersebut, jet tempur lebih dari sekadar alat perang. Ia merupakan simbol kedaulatan, alat diplomasi, bahkan komoditas investasi masa depan. Beberapa membeli jet untuk disiapkan sebagai suku cadang atau alat tawar-menawar dalam hubungan internasional.
Masalah Utama: Biaya Latih Pilot Sangat Tinggi
Melatih seorang pilot jet tempur tak semudah membeli pesawatnya. Proses pelatihan bisa memakan waktu 2–3 tahun dan menelan biaya jutaan dolar. Ditambah kebutuhan akan simulator, teknisi, bahan bakar, dan kru darat, tak semua negara mampu membangun sistem pendukung yang memadai. Membeli jet bisa jadi mudah, tapi menerbangkannya adalah tantangan besar.