Korsel Desak Jepang Bayar Kompensasi Korban Wanita Penghibur
Selasa, 4 Agustus 2015 - 11:18 WIB
Sumber :
- Reuters
VIVA.co.id
- Presiden Korea Selatan Park Geun-hye mengatakan, pernyataan yang dikeluarkan PM Jepang Shinzo Abe untuk peringatan Perang Dunia II, harus mengikuti pernyataan 1995, yang berisi permintaan maaf.
Dikutip dari Japan Times , Selasa, 4 Agustus 2015, Tomiichi Murayama yang menjabat PM Jepang dalam peringatan 50 tahun berakhirnya PD II, ketika itu menggambarkan tindakan Jepang selama PD II sebagai agresi.
Baca Juga :
15-3-1939: Nazi Jerman Invasi Cekoslovakia
Dikutip dari Japan Times , Selasa, 4 Agustus 2015, Tomiichi Murayama yang menjabat PM Jepang dalam peringatan 50 tahun berakhirnya PD II, ketika itu menggambarkan tindakan Jepang selama PD II sebagai agresi.
Park mengatakan penting bagi Abe, untuk mengulang konfirmasi tentang posisi pemerintah Jepang dalam sejarah. Korsel yang berada dibawah pemerintahan kolonial Jepang pada 1910-1945, sangat menanti pernyataan Abe.
Dia juga mendesak agar Jepang melakukan langkah awal, terkait persoalan jugun ianfu atau wanita-wanita yang dipaksa sebagai pemuas nafsu tentara Jepang, termasuk wanita-wanita Korsel.
Menurut Park dengan para korban jugun ianfu telah berusia lanjut, sekarang adalah kesempatan terakhir bagi Jepang untuk menyelesaikannya. Kesepakatan yang positif, disebut Park berpengaruh pada stabilitas hubungan bilateral.
Korsel bersikeras agar Jepang mengakui tanggungjawab hukum, meminta maaf dan membayar langsung kompensasi pada para korban. Tapi Jepang berdalih, semua isu kompensasi telah diselesaikan dengan perjanjian Jepang-Korsel 1965.
Halaman Selanjutnya
Park mengatakan penting bagi Abe, untuk mengulang konfirmasi tentang posisi pemerintah Jepang dalam sejarah. Korsel yang berada dibawah pemerintahan kolonial Jepang pada 1910-1945, sangat menanti pernyataan Abe.