Bolivia Buka Sekolah Militer 'Anti-imperialis'

Presiden Bolivia Evo Morales
Sumber :
  • REUTERS/David Mercado

VIVA.co.id – Presiden Bolivia Evo Morales membuka sekolah militer. Sekolah militer ini punya tujuan khusus, yaitu ‘anti-imperialis.’ Saat memberikan sambutan, Presiden Bolivia mengatakan, sekolah militer anti-imperialis tersebut akan mengajarkan doktrin-doktrin untuk melawan kebijakan AS yang seringkali berbasis ‘ketakutan.’ 

Evo Morales Dilarang Maju Lagi jadi Capres, Bentrokan Berdarah Pecah di Bolivia

"Amerika membuat sekolah bagi warganya untuk melakukan indoktrinasi kekuatan militer agar pro-imperialisme," ujar Morales, saat melakukan peresmian sekolah tersebut, Rabu, 17 Agustus 2016. 

Ia merujuk pada akademi militer AS era Perang Dingin yang mengajarkan warga Amerika Latin untuk menjadi diktator dan mengajarkan militer mereka kontra-pemberontakan dan teknik penyiksaan.

Mantan Presiden Bolivia Anez Coba Bunuh Diri di Penjara

"Jika penguasa mengajarkan kita untuk mendominasi dunia melalui sekolah militer mereka, kita akan belajar dari sekolah ini untuk membebaskan diri kita dari tekanan imperial," ujarnya seperti dikutip Reuters, 18 Agustus 2016.

Morales telah lama mengkritisi kebijakan luar negeri AS. Ia adalah salah satu pemimpin kiri yang masih bertahan di Amerika Selatan, yang sebelumnya didominasi oleh kelompok kiri pro rakyat. Awal pekan ini ia melakukan perjalanan ke Kuba untuk bertemu Fidel Castro, pemimpin revolusioner yang sedang merayakan ultah ke-90 tahun.

Senator Cantik Jeanine Anez Gantikan Evo Morales Jadi Presiden Bolivia

Sekolah militer yang dibuat akan berlokasi di sebelah timur Bolivia, di bekas lokasi training tentara penjaga perdamaian PBB. Sekitar 200 taruna akan belajar soal sejarah, geopolitik, dan strategi militer. Menurut pemerintah, sekolah akan dibuka untuk siapa saja yang berasal dari negara Amerika Latin, termasuk Venezuela, Nikaragua, dan Kuba.

Evo Morales (tengah).

Sabotase Pemilu, Eks Presiden Bolivia Diselidiki Atas Tuduhan Terorisme

Otoritas hukum Bolivia membuka penyelidikan terhadap mantan Presiden Evo Morales pada Senin, 9 Juni 2025, atas dugaan sabotase pemilu.

img_title
VIVA.co.id
11 Juni 2025