Israel 'Teror' Selandia Baru karena Dukung Resolusi PBB

PM Israel Benjamin Netanyahu saat pidato di Tepi Barat.
Sumber :
  • REUTERS/Ronen Zvulun/File Photo

VIVA.co.id – Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, dilaporkan menghubungi Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Murray McCully melalui sambungan telepon dengan nada ancaman.

Tantangan Diplomatik Selandia Baru dalam Menghadapi Ambisi China di Pasifik

Netanyahu mengatakan bahwa dukungan Selandia Baru terhadap Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melarang pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur akan menjadi "deklarasi perang".

"Ini adalah keputusan skandal. Saya bertanya bahwa Anda tidak mendukung dan tidak mempromosikannya. Jika Anda terus mempromosikan resolusi ini, saya nyatakan kita akan perang terbuka. Itu konsekuensinya," kata Netanyahu, seraya mengancam McCully, seperti dikutip situs Channel News Asia, Kamis, 29 Desember 2016.

Protes Besar-Besaran di Auckland, Penduduk Asli Maori Tolak Isu LGBT di Tengah Rainbow Parade

Namun, ancaman Netanyahu ini tidak membuat gentar McCully. Ia justru menolak untuk mundur alias tetap berkukuh mendukung resolusi. "Resolusi ini sesuai dengan kebijakan kami dan kami akan bergerak ke depan," tutur McCully.

Resolusi tersebut berawal dari permintaan empat negara, yakni Selandia Baru, Malaysia, Senegal, dan Venezuela, yang terus mendorong Mesir agar mengegolkan rancangan resolusi dalam sidang DK PBB.

Menuju Negara Bebas Asap 2025, Selandia Baru Usung Regulasi Ini untuk Turunkan Jumlah Perokok

Alhasil, 14 negara mendukung resolusi dan Amerika Serikat di luar dugaan mengambil langkah abstain. Ini yang menyebabkan Netanyahu murka dan mengecam Presiden Barack Obama berada di balik pengesahan resolusi itu.

Netanyahu juga menegaskan tidak akan mengikuti resolusi yang dinilainya sebagai anti-Israel. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel mengeluarkan peringatan bahwa pihaknya 'sementara waktu ini akan mengurangi' kunjungan kerja ke negara-negara yang mendukung resolusi.

Ilustrasi menggunakan media sosial.

Selandia Baru Rancang UU Baru: Anak di Bawah 16 Tahun Tak Boleh Main Medsos

Perdana Menteri Selandia Baru menilai dampak medso dinilai berbahaya untuk anak-anak.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2025