Musim Kemarau, Pohon Mangrove di Tangerang Mati

Tanah di kawasan Pantai Anom, Desa Kramat, Pakuhaji, Tangerang retak-retak.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

VIVA – Musim kemarau yang melanda beberapa kawasan di Tangerang mengakibatkan puluhan pohon mangrove di kawasan Pantai Anom, Desa Kramat, Pakuhaji, Tangerang mati.

Kota Padang Dilanda Kekeringan, 96 Ton Air Bersih Sudah Didistribusikan ke Warga

Kepala Desa Kramat Nur Alam mengatakan, kemarau mulai melanda wilayah setempat sejak awal Juni 2019. Menurut dia, tak hanya pohon mangrove yang terdampak. Namun, tanah seluas satu hektare di kawasan setempat pun terkena imbas musim kemarau.

"Tanah di sini juga sudah pada retak-retak. Dan baru pertama kali hal ini terjadi. Biasanya kalaupun musim kemarau tidak terjadi seperti ini," katanya, Selasa, 9 Juli 2019.

Antisipasi Puncak Kemarau di RI, DPR Ingatkan Pemerintah Potensi Bencana Kekeringan

Meski sejumlah tanah retak ataupun pohon di kawasan setempat sudah mulai mati, desa yang ditempati tiga ribu kepala keluarga itu tidak kesulitan mendapatkan air.

"Untuk ketersediaan air di sini masih cukup. Belum ada keluhan dari warga, tapi kami juga selalu koordinasi dengan pemerintah daerah kalau memang ada kesulitan air," ujar dia. 

Kota Padang Mulai Dilanda Kekeringan, Sejumlah Wilayah Alami Krisis Air Bersih

Dia menambahkan, "Terkait dengan kondisi hutan mangrove ini juga kita koordinasikan karena lahan tersebut milik Perhutani".

Sementara itu, Udin, salah seorang warga setempat mengatakan, kemarau tahun ini terbilang ekstrem lantaran sejumlah pohon dan bidang tanah di kawasan tersebut mengalami kerusakan ataupun retak.

"Lumayan parah sih, sampai tanah retak dan pohon banyak yang mati, biasanya enggak begini. Tapi, untuk ketersediaan air, memang masih cukup cuma kotor saja, ya itu kita maklumi," tuturnya.

Menurut dia, untuk air bersih warga membeli dari tukang air keliling ataupun isi ulang yang harganya Rp5 ribu per galon. "Nanti kalau memang sulit sekali dapat air bersih, kita baru lapor ke desa," ujarnya.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati

BMKG Ungkap Musim Kemarau 2025 Mundur dan Lebih Pendek

Penyebab kemunduran awal musim kemarau tahun ini terutama karena kondisi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya.

img_title
VIVA.co.id
21 Juni 2025