Pemprov Jakarta Siap Kolaborasi dengan Jabar untuk Tangani Jalan Rusak di Parung Panjang

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Sumber :
  • ANTARA/instagram @pramonoanungw.

Jakarta, VIVA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar). 

Penuhi Janji, Pramono Tingkatkan Dana Operasional Dasa Wisma

Hal itu dikemukakan Pramono sebagai respons terhadap Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang menyinggung penyebab kerusakan jalan di Parung Panjang akibat distribusi material pembangunan di Jakarta.

“Pokoknya kalau kolaborasi, Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dengan siapa saja siap,” ujar Pramono di Jakarta, Selasa, 17 Juni 2025 malam.

Trump Tidak Berencana Perpanjang Penundaan Tarif Timbal Balik yang Berakhir 9 Juli

Gubernur Jakarta Pramono Anung

Photo :
  • VIVA.co.id/Fajar Ramadhan

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak bisa menangani perbaikan infrastruktur di Parung Panjang, Kabupaten Bogor, sendirian. Hal itu dikemukakan Dedi saat Rapat Gubernur Forum Kerja Sama Daerah Mitra Praja Utama (FKD-MPU) di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 17 Juni 2025,

Dugaan Penyebab Kebakaran di Farmasi RS Hermina Jatinegara

Menurutnya, dibutuhkan dana sekitar Rp1,2 triliun untuk membangun ulang kawasan itu secara menyeluruh.

"Baru tahun ini pemerintah provinsi turun tangan. Kalau dibuat jalan bermutu itu memerlukan Rp1,2 triliun. Tetapi tidak mungkin Jawa Barat Rp1,2 triliun untuk recovery (memulihkan) satu kecamatan, karena kita sangat luas kecamatannya lebih dari 600 kecamatan,” ujar Dedi.

Dedi menyebutkan, Parung Panjang selama ini menjadi kawasan hulu yang memasok material bangunan untuk proyek-proyek besar di Jakarta dan Tangerang.

Namun, dampak distribusi material tersebut menyebabkan infrastruktur rusak parah dan warga sekitar menderita, salah satunya terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Dedi juga menilai, perlu ada kesadaran kolektif dari daerah penerima manfaat, khususnya Jakarta dan Banten, untuk ikut bertanggung jawab membenahi kerusakan yang ditimbulkan akibat pertumbuhan ekonomi di wilayah mereka.

"Harus ada yang dibicarakan dengan Tangerang dengan DKI, pertumbuhan pembangunan yang terjadi di Jakarta yang melahirkan multiplier effect (efek berlipat) dan lahirnya orang-orang kaya baru di bidang properti, itu melahirkan kemiskinan dan residu pembangunan penderitaan bagi rakyat Jabar, harus ada recovery yang dilakukan secara bersama," kata Dedi. (Ant)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya