Pengakuan Agus si Pemutilasi Ibu Hamil Tujuh Bulan
- Istimewa
VIVA.co.id – Polisi akhirnya menangkap Kusmayadi alias Agus (31), pemutilasi ibu hamil tujuh bulan Nur Astiyah. Dia ditangkap di Surabaya, Kamis, 21 April 2016 pagi.
Kasus mutilasi yang dilakukan Agus cukup menyita perhatian, lantaran Agus dengan kejam memotong kaki dan tangan Nur yang sedang hamil tujuh bulan. Bayi dalam kandungan Nur pun ikut meninggal dalam kejadian tersebut.
Pelarian Agus selama sepekan pun akhirnya usai setelah tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Tangerang Kabupaten dan Polsek Cikupa menangkap Agus di Rumah Makan Padang Selera Bundo Surabaya, Jawa Timur.
Agus ditangkap berdasarkan informasi yang diberikan masyarakat melalui hotline yang disebar Polda Metro Jaya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, mengatakan, kronologi pembunuhan ini berawal dari perkenalan Agus pertama kali dengan korban di RM Gumarang sekitar bulan Juli 2015.
Saat itu korban bekerja sebagai kasir, lalu korban pindah ke RM Gumarang Taruna Cikupa.
"Walaupun berbeda tempat kerja, keduanya tetap berhubungan melalui telepon dan SMS," kata Krishna dalam keterangannya, Kamis 12 April 2016.
Dua bulan kemudian, tepatnya di bulan Agustus 2015, keduamya bertemu di KFC Citra Raya Cikupa. "Tersangka mengaku masih bujang dan korban mengaku janda, Lalu sepakat untuk mencari tempat tinggal di kontrakan H. Malik dekat pasar Cikupa," ujarnya.
Setelah tinggal dalam satu rumah, keduanya kerap melakukan hubungan badan hingga akhirnya korban mengetahui bahwa tersangka sudah memiliki istri dan terjadi pertengkaran.
"Setelah tinggal sebulan, korban menyampaikan bahwa telat datang bulan, kemudian diperiksa di bidan dekat pasar Kamis dan korban dinyatakan hamil," ucapnya.
Lebih lanjut, Krishna menjelaskan, sekitar tanggal 3 April 2016 mulai sering terjadi keributan antara tersangka dan korban.
"Korban sering marah karena uang kurang, korban minta status yang jelas, korban minta orang tua tersangka melamar ke keluarganya di Malimping, Banten dan korban sering marah karena tersangka pulang telat," katanya.
Pada hari Kamis, 7 April 2016, tersangka bercerita kepada temannya, yang bernama Valen, bahwa dia sedang memiliki masalah. Ia juga sempat bertanya bila membunuh orang, dosa besar atau tidak.