Cara Tantowi Kenalkan Indonesia di Negeri Orang

Tantowi Yahya
Sumber :
  • dok.ist

VIVA - Duta besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, memiliki cara tersendiri untuk mengenalkan tanah air kepada warga di tempat dia bertugas kini. Salah satunya dengan membuat KBRI sebagai the house of Indonesia.

Selandia Baru Gelontorkan Rp 82 Miliar untuk Bantuan Kemanusiaan Bagi Palestina

"Sehingga KBRI Wellington bisa menjadi jembatan warga Selandia untuk mengenal dan mencintai Indonesia," kata Tantowi kepada VIVA, Sabtu, 3 Maret 2018.

Dalam rangka itu, Tantowi kini membuka kesempatan bagi organisasi persahabatan seperti NZIA maupun komunitas Indonesia memanfaatkan ruangan-ruangan yang ada di KBRI Wellington sebagai lokasi pertemuan, makan-makan, acara budaya, seminar dan diskusi ilmiah. Ruangan yang ditawarkan meliputi auditorium bernuansa Bali, ruang makan bernuansa Jawa dan ruang pertemuan bernuansa Sumatera Selatan.

Pesawat Boeing 737 Terbakar di Udara Akibat Mesin Ditabrak Burung di Selandia Baru

"Dengan begitu para pengunjung KBRI Wellington dapat menikmati keindahan budaya Indonesia hanya dengan berada di sana," ujar pria yang pernah duduk di Komisi I DPR tersebut.

Saat ini, lanjut Tantowi, sedang menyelesaikan ruang Pustaka Nusantara yang bekerja sama dengan Perpustakaan Nasional RI di mana nanti akan tersedia buku-buku terkini tentang Indonesia untuk orang Indonesia atau masyarakat Selandia Baru yang ingin tahu lebih banyak tentang Nusantara.

Selandia Baru Berkomitmen Hadapi Radikalisasi Online 

Sekedar diketahui, NZIA yang berdiri sejak tahun 1964 adalah organisasi persahabatan tertua dan masih aktif dalam memperkenalkan dan mempererat persaudaraan kedua bangsa. Ketua NZIA, Bill Russel, banyak berharap dari Dubes Tantowi untuk bersama-sama membawa hubungan baik antara kedua negara ke jenjang yang lebih tinggi. (mus)

Siswa sekolah asrama khusus asal Tibet menjalani pendidikan jasmani.

Isu Pelanggaran HAM di Tiongkok jadi Sorotan Komunitas Tibet di Selandia Baru

Isu pelanggaran hak asasi manusia di Tibet, wilayah Uighur, dan Hong Kong oleh Tiongkok, selalu diangkat oleh kelompok hak asasi manusia.

img_title
VIVA.co.id
21 Juni 2024