Cabut Tenggelamkan Kapal Asing, Pengamat: Menterinya Kurang Pintar
- Puspen TNI.
VIVA – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menimbang tak akan lagi tenggelamkan kapal asing pencuri ikan. Menteri dari Gerindra itu mewacanakan mengganti langkah tenggelamkan kapal pencuri ikan dengan memberikan atau menghibahkan kapal asing kepada nelayan.Â
Rencana ini menjadi perhatian publik, ada yang setuju ada yang menolaknya. Dalihnya pun bermacam-macam. Menghibahkan kapal asing pencuri ikan dianggap sebagai sebuah pembinaan kepada nelayan. Pengamat perkapalan, Andi Alisjahbana mengkritik rencana Menteri Edhy tersebut.Â
"Menterinya kurang pintar itu. Pembinaan nelayan tidak dengan memberi atau sedekah, tapi dengan memberi umpan. Ini menteri politisi saja. Dia mau populerkan partainya di antara nelayan tradisional tapi dia membunuh lapangan pekerjaan di industri perkapalan nasional," ujar Andi kepada VIVA.co.id, Kamis 21 November 2019.
Andi menuturkan, bila Kementerian Kelautan dan Perikanan menghibahkan kapal pencuri kepada nelayan lokal, maka akan mematikan industri kapal lokal. Sebab pembuat kapal lokal akan terdampak.Â
"Saya tetap (kebijakan) tenggelamkan (kapal). Karena industri perkapalan Indonesia dan lapangan pekerjaan jadi tetap hidup. Yang terpenting ialah lapangan pekerjaan bagi puluhan ribu pengrajin dan teknisi industri kapal seluruh nusantara yang terancam," jelasnya.Â
Dia menuturkan, industri perkapalan dalam negeri sedang bagus dan merata sampai ke Indonesia bagian timur. Jika nanti muncul kebijakan memberikan kapal asing pencuri ikan, justru akan berdampak bagi banyak hal dalam industri perkapalan lokal.Â
"Nelayan-nelayan diberikan kapal hasil rampasan. Maka mereka tidak beli kapal buatan Indonesia, industri kapal kekurangan order, lapangan pekerjaan hilang. Kredit nggak jalan dan seterusnya," ujar pria yang menjabat Ketua Asosiasi Industri Komponen Pesawat Terbang.
Selain itu, Andi menuturkan, nelayan yang mendapat hibah kapal pencuri ikan kemungkinan bakal tak merawatnya dan langkah ini dinilai tak mendidik nelayan. Sebab kemungkinan, nelayan bakal kurang menghargai kapal rampasan yang berasal dari hibah atau pemberian.Â
"Nah kalau dia diberi kapal, tidak dengan usaha sendiri maka dia juga kemungkinan tidak bisa menghargainya. Tidak bisa memelihara sebab kapal luar lebih kompleks. Tapi kalau dia membeli kapal lokal maka pasti dia beli sesuai dengan kemampuannya. Dia hargai karena susah payah menabung," tuturnya.