Dokter Aditya Kena Sanksi, Salah Kritik Penanganan Corona di Surabaya
- Pixabay
VIVA – Dokter Aditya C Janottama yang mengkritik penanganan virus corona atau covid-19 di Surabaya, sudah dipanggil manajemen Rumah Sakit Royal Surabaya. Dia diminta memberi penjelasan terkait dengan sindirinnya melalui akun Twitter @cakasana kepada Pemerintah Kota Surabaya terkait penanganan pandemi corona.
Menurut manajemen Rumah Sakit Royal, Aditya yang merupakan dokter di rumah sakit itu, telah keliru berpendapat di media sosial apalagi informasi yang dia terima tidak akurat. Karena kekeliruan informasi itu, Aditya telah dijatuhi sanksi.
Ditujukan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Rumah Sakit Royal secara resmi menyampaikan klarifikasi melalui surat bernomor 180.RS-R.05.2020. Lima poin tertulis dalam surat itu.
Pertama, dijelaskan bahwa Aditya C Janottama benar sebagai karyawan di Rumah Sakit Royal Surabaya yang bertugas sebagai dokter jaga di IGD.
Kedua, Rumah Sakit Royal membantah pernyataan Aditya di akun Twitternya, @cakasana, bahwa Rumah Sakit Royal tidak menerima bantuan alat pelundung diri atau APD dari Pemkot Surabaya. Manajemen Rumah Sakit Royal menganggap pernyataan tersebut adalah bersifat pribadi.
Karenannya, pada poin ketiga RS Royal menyampaikan bahwa pihaknya tidak bertanggungjawab atas pernyataan Aditya tersebut.
Juru bicara RS Royal Surabaya, Dewa Nyoman Sutanaya, membenarkan bahwa surat klarifikasi yang beredar itu resmi dikeluarkan rumah sakitnya.
“Iya, kami barusan rilis sudah didiskusikan oleh manajemen dan diputuskan oleh direktur, dan juga sudah koordinasi dengn Humasnya Kota (Pemkot) Surabaya,” katanya saat dihubungi VIVA melalui sambungan telepon, Kamis 28 Mei 2020.
Ia mengaku manajemen Rumah Sakit Royal langsung memanggil dan mengklarifikasi Aditya begitu cuitannya heboh di dunia maya. Hasil klarifikasi, Aditya tidak menerima informasi bahwa Rumah Sakit Royal sudah menerima bantuan APD dari Pemkot Surabaya.
“Mungkin saat distribusi (APD, Aditya) tidak kebagian, dokter yang kebagian yang lain. Kan yang dapat APD bukan cuman dokter, ada perawat nakes yang lain. Mungkin salah pahamnya di situ,” kata Dewa.
Dewa mengaku, selama pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19, Rumah Sakit Royal Surabaya menerima bantuan APD dari sejumlah donator, tidak hanya dari Pemkot Surabaya. Adapun dari Pemkot Surabaya ialah APD seperti baju hazmat, hand sanitizer, masker, face shield, dan lainnya.