Soal Kajian Islam Dunia, Indonesia Disebut Masih Tertinggal

Ilustrasi membaca Alquran.
Sumber :
  • U-Report

VIVA - Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam atau PTKI, Arskal Salim menyatakan bahwa kehadiran Universitas Islam Internasional di Indonesia sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Malaysia, kata dia, sudah jauh lebih maju.

Dia mengatakan, sejak tahun 1980-an, berdiri kampus-kampus internasional di negara jiran tersebut. Mahasiswa dari berbagai penjuru dunia datang ke sana. Ketertinggalan ini, tentu tidak bisa dibiarkan terus.

"Kita harus mengejarnya, agar sejajar dengan negara-negara lainnya. Sejalan dengan semangat untuk berjejaring dan berkolaborasi dengan lembaga-lembaga internasional, kehadiran UIII dirasakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan yang ada," kata Arskal melalui keterangan resminya, Senin, 25 November 2019.

Arskal melanjutkan dalam sejarah, Islam di Indonesia dikenal sebagai Islam pinggiran, tidak sepenuhnya Islam, tetapi agama yang bercampur baur dengan tradisi lokal. Sinkretisme. Dengan adanya UIII, dia berharap citra Indonesia di dunia internasional tidak lagi dipandang sebelah mata.

"Dalam diskursus keilmuwan hingga saat ini Indonesia pun masih dipandang sebelah mata. Kajian tentang Islam berpusat pada Timur Tengah, lalu bergesar ke Timur sampai Indo-Pakistan. Indonesia dilewati begitu saja," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa pandangan keliru itu tentu harus diubah. Saat ini Indonesia memiliki kesempatan untuk memperkenalka khazanah dan tradisi Islam Indonesia secara lebih baik ke dunia internasional.

"UIII berkewajiban memperkenalkan hal tersebut. Besar, bahkan terlalu besar, harapan masyarakat Indoesia terhadap UIII ini. Semoga kita dan semua orang yang terlibat dalam pengurusan UIII diberi kekuatan oleh Allah SWT," tuturnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), Komaruddin Hidayat menyatakan bahwa kampus yang dia pimpin itu akan launching akhir tahun depan. Mereka pun akan menyeleksi dosen dan para mahasiswa baru dengan ketat.

Harga Emas Hari Ini 7 Juli 2025: Produk Antam dan Global Kompak Melorot

Komaruddin menambahkan, pengembangan UIII bukan hanya melibatkan Kemenag, tetapi langsung Presiden dan wapres, dan juga beberapa kementerian terlibat.

"Administrasinya di bawah Kemenag. Tapi kalau dari konten, kita melibatkan menlu, mereka juga memberikan visi kira-kira mahasiswa-mahasiswa negara mana saja yang jadi prioritas," kata Komaruddin.

Perjalanan Spiritual Legenda AC Milan George Weah: Mualaf Selama 10 Tahun, Kini Kembali Jadi Kristen

Pertama, lanjutnya, negara-negara yang selama ini banyak memberikan beasiswa kepada anak-anak Indonesia.

Kedua, negara-negara di mana muslim jadi minoritas seperti di Eropa dan Amerika, atau Asia Tengah.

UI Tembus 200 Besar Dunia, Eks Ketua MWA: Ini Lompatan Bersejarah

"Pendeknya, ini juga bagian dari persahabatan, sehingga menlu dilibatkan. Kalau menkeu dilibatkan, karena ini proyek yang memerlukan dana," katanya.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

AICIS+ 2025 Cetak Rekor Baru, Kemenag Terima 2.434 Proposal dari Akademisi Dunia

AICIS+ 2025 pecahkan rekor dengan 2.434 proposal dari 31 negara. Ribuan makalah siap dibahas pada konferensi internasional bergengsi di Depok, Oktober mendatang.

img_title
VIVA.co.id
20 Agustus 2025