Ahli Patologi IPB: Kalelawar di Indonesia Juga Mengandung Virus Corona

Prof drh Agus Setiyono, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan sekaligus dosen dan peneliti pada Divisi Patologi FKH IPB Bogor.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad AR

VIVA – Ahli patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB University Prof Drh Agus Setiyono merilis informasi mengejutkan berdasarkan hasil sementara risetnya bersama Research Center for Zoonosis Control (RCZC), Hokkaido University, Jepang, tentang satwa kalelawar yang diduga mengandung virus-virus berbahaya, termasuk virus corona, sebagaimana yang mewabah di China sekarang.

CIA Dukung Teori COVID-19 dari Kebocoran Lab di China, Beijing Minta AS Stop Manipulasi

Dalam penelitian itu, Agus bersama mitranya dari RCZC meneliti sampel-sampel kalelawar buah di sejumlah daerah habitat mamalia bersayap itu di Indonesia, antara lain Bukittinggi, Bogor, Panjalu (Ciamis), Gorontalo, Manado, dan Soppeng (Sulawesi Selatan).

Hasilnya, berdasarkan keterangan tertulisnya kepada VIVAnews, kalelawar-kalelawar di Indonesia itu mengandung virus-virus berbahaya, antara lain coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaherpesvirus, paramyxovirus, dan gammaherpesvirus.

CIA Duga Kuat COVID-19 dari Kebocoran Laboratorium di Wuhan, China Bereaksi Keras

Menurutnya, mengonsumsi kelelawar buah dapat berisiko terpapar virus corona bila preparasi kelelawar menjadi bahan makanan dilakukan secara kurang tepat. Virus corona dapat berada di dalam tubuh kelelawar tanpa menimbulkan persoalan bagi kelelawar dan virus itu tidak secara khusus hidup di dalam kelelawar buah. “Hewan lain juga memiliki kemungkinan menjadi induk semang virus ini,” ujarnya.

Letak geografis kelelawar buah, katanya mengingatkan, tidak menjadi penentu penyebaran virus, karena virus itu secara umum terdapat pada kelelawar buah di mana pun. Jadi, bukan hanya di Wuhan. Karena itu, ada potensi wilayah Indonesia terinfeksi virus corona, karena kelelawar terbang sangat jauh dan dapat berpindah tempat tinggal (habitat), mengikuti musim buah sebagai makanan pokoknya.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

“Kelelawar memiliki sistem imun yang unik. Ada berbagai virus yang berdiam dalam tubuhnya, dan bukan hanya virus corona, tapi banyak lagi patogen yang berpotensi zoonosis (penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya). Dan hal ini tidak 'dihalau' sebagai benda asing oleh kelelawar,” katanya.

Dia menyarankan beberapa langkah pencegahan terhadap serangan virus corona. Pertama, tidak bersentuhan dengan kelelawar, langsung maupun tidak langsung. Kedua, tidak memakan buah sisa masak pohon yang digerogoti kelelawar, meskipun biasanya ini yang paling manis. Ketiga, sebaiknya bagi sebagian masyarakat dengan budaya mengonsumsi sayur atau lauk dari kelelawar mulai mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan mengonsumsi kelelawar.

Elon Musk.

China Lakukan Eksperimen Virus Baru Mirip COVID-19 di Wuhan, Elon Musk: Mengkhawatirkan

Elon Musk menanggapi unggahan media sosial di X pada Kamis, 27 Februari yang mengklaim bahwa Institut Virologi Wuhan sedang mempersiapkan eksperimen baru terhadap virus.

img_title
VIVA.co.id
28 Februari 2025