Topaz, Budidaya Kelapa Sawit Berkelanjutan yang Menjanjikan

Dok. Asian Agri.
Sumber :

VIVA – Salah satu alasan pentingnya penerapan sistem pangan yang berkelanjutan adalah tidak terlepas dari makin tingginya pertambahan penduduk di seluruh dunia.

Harga Daging Sapi Turun Diikuti Cabai, Bawang, hingga MinyaKita, Cek Daftarnya

Di pertengahan tahun 2019, contohnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah merilis laporan yang menyebutkan bahwa dalam masa 30 tahun akan ada pertambahan penduduk dunia hingga 2 milyar orang. Sehingga dari jumlah yang ada saat ini 7,7 milyar akan menjadi 9,7 milyar orang pada tahun 2050. 

Lebih lanjut lagi, Indonesia disebut sebagai satu dari 9 negara yang akan berkontribusi menambahkan lebih dari 1 milyar orang atau lebih dari separuh jumlah pertambahan penduduk dunia. Sehingga, bukan tanpa alasan bahwa menghasilkan pangan yang cukup secara berkelanjutan merupakan upaya serius yang harus dilakukan. 

Tekan Sisa Susut Pangan Kebijakan Pemda dan Dunia Usaha Harus Teritegrasi

Namun di sisi lain, pertumbuhan populasi global tidak serta merta dapat diatasi dengan peningkatan produksi pangan. Pasalnya, hal tersebut selain menimbulkan resiko biaya lingkungan yang lebih besar, juga termasuk melindungi keberagaman hayati.

Pertanyaannya lantas, apakah untuk mencapai sistem pangan global yang berkelanjutan merupakan tujuan yang sangat kompleks dan mendesak untuk ditindaklanjuti? 

Penerima Bansos Bakal Dipertebal untuk 30 Juta KPM pada Kuartal IV-2025

Bernard Riedo, Direktur Sustainability & Stakeholder Relations Asian Agri mengatakan Asian Agri berpartisipasi dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan PBB hingga tahun 2030.

“Prinsip keberlanjutan atau sustainability dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkontribusi dalam mencapai kemandirian pangan, sebagaimana diamanatkan dalam tujuan yang kedua dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Namun tantangannya adalah bagaimana para pemangku kepentingan tetap berkomitmen menekan dampak negatif lingkungan.” 

Penelitian dan Pengembangan sebagai Investasi Wajib


Dok. Asian Agri. 

Menghadapi era disrupsi seperti yang sedang terjadi saat ini, banyak perusahaan menaruh perhatian besar dan serius dalam berinvestasi di bidang penelitian & pengembangan. Hal ini sekaligus menjadi sinyal positif meningkatnya kepedulian perusahaan untuk menghasilkan lebih banyak inovasi dan bersiap untuk bertransformasi. 

Dalam Strategy&’s 2018 Global Innovation 1000 Study disebutkan bahwa 25 perusahaan teratas di dunia yang berinvestasi untuk R&D pada tahun 2018 didominasi sektor teknologi dan telekomunikasi yang berfokus pada e-commerce, diikuti farmasi dan otomotif.

Kebanyakan perusahaan berinvestasi dalam bidang penelitian dan pengembangan dipicu oleh persaingan yang ketat dan mengantisipasi potensi pasar yang akan digarap di tahun-tahun mendatang. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya