Rektor Unair Sampaikan Kemajuan Pengembangan Vaksin Merah Putih

Presiden Joko Widodo Saat Menerima Tim Vaksin Merah Putih di Istana Bogor tahun lalu.
Sumber :
  • Lukas/ Biro Pers Sekretariat Presiden

VIVA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berharap akhir pada tahun 2021 ada vaksin Merah Putih yang bisa dihasilkan bangsa Indonesia untuk masuk tahap produksi massal. Menanggapi itu, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Mohammad Nasih optimistis vaksin Covid-19 buatan dalam negeri itu bisa segera diproduksi tahun ini.

Rektor UNM Bantah Lakukan Pelecehan Lewat WA Bernuansa Cabul ke Dosen

Nasih wajar optimistis. Sebab, dari dari enam institusi yang mengembangkan vaksin Merah Putih, Unair dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang memiliki kemajuan paling cepat dalam mengembangkan vaksin tersebut. Unair sudah masuk dalam tahap praklinis, yakni uji coba ke hewan.

"Beberapa waktu lalu di media, Kepala BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) mengisyaratkan bahwa dua bulan setelah pelaksanaan uji klinis vaksin bisa dikeluarkan. Kita berharap itu benar ditepati sehingga pada bulan Oktober atau November bisa dimanfaatkan," kata Nasih dalam keterangan tertulis diterima wartawan pada Selasa, 13 April 2021.

Ini Alasan Vaksinasi Influenza Penting Sebelum Bepergian

Baca juga: JoMan Klaim Kantongi 5 Nama Menteri yang Berpeluang Di-Reshuffle

Ia membenarkan, vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair sudah masuk dalam tahap uji coba ke hewan transgenik. Sesuai laporan yang ia terima, uji coba pertama kepada hewan berjalan sukses. Hewan yang diujicoba tidak mengalami dampak klinis yang buruk.

UI Tembus 200 Besar Dunia, Eks Ketua MWA: Ini Lompatan Bersejarah

"Secara teknis tidak ada masalah. Kalau produksi itu urusan pemerintah dan industri, tapi secara teknis pada laporan terakhir hewan yang disuntik vaksin sehat-sehat saja, tidak ada yang berdampak signifikan," ujar Nasih.

Ia mengakui, pihaknya sempat mengalami kendala untuk mendatangkan hewan transgenik dari Amerika Serikat. “Waktu yang dibutuhkan panjang. Setelah sampai di Jakarta pun harus dikarantina. Sehingga bayangan kami tanggal 15 Maret (ujicoba) bisa mulai, ternyata harus mundur 1 April. Pada April pun hewannya masih dikarantina sehingga belum bisa dipakai. Penyuntikan baru dilakukan pada 9 April lalu," ujar Nasih.

Ia menjelaskan hewan transgenik harus didatangkan dari Amerika Serikat karena di Indonesia belum ada hewan khusus untuk uji coba. "Di Amerika Serikat semuanya telah siap. Kami ingin vaksin ini standarnya internasional biar bisa diakui WHO. Kami juga ingin ini berjalan lancar dan berharap agak diam-diam dulu. Mudah-mudahan dua bulan untuk uji coba hewan lancar, sehingga bulan Juli atau Agustus bisa mulai uji klinis," kata Nasih.

Diungkapkannya, pengembang vaksin Merah Putih dari Unair, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Gadjah Mada, telah melakukan pertemuan dengan BPOM pada Senin, 12 April 2021.

Dari pertemuan tersebut, Nasih berharap segera ada kabar baik untuk vaksin Merah Putih. "BPOM sejak awal terlibat secara langsung, sehingga mudah-mudahan tidak ada alasan apa pun untuk tidak memfasilitasi kami," tuturnya.

Rektor UGM Prof Dr Ova Emilia

Rektor: UGM Punya Bukti Otentik Joko Widodo Mengikuti Kuliah, KKN hingga Wisuda

Rektor UGM Ova Emilia menyatakan Joko Widodo adalah alumni Universitas Gadjah Mada, yang dinyatakan lulus pada 5 November 1985, dan telah diberikan ijazah

img_title
VIVA.co.id
22 Agustus 2025