Akibat Pandemi COVID-19, Perguruan Tinggi Swasta Sepi Peminat

Ilustrasi mahasiswa
Sumber :
  • U-Report

VIVA - Pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia berdampak terhadap berbagai sektor baik ekonomi, pekerjaan hingga dunia pendidikan di Indonesia.

Rektor Universitas Yarsi Jakarta, Fasli Jalal, menyebutkan akibat pandemi COVID-19 ini, jumlah siswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi swasta (PTS) di Tanah Air mengalami penurunan hingga 30 persen.

"Ini merupakan gangguan yang sangat besar pada penyelenggaraan pendidikan tinggi yang bermutu," kata Faisal dalam acara seleksi penerima mahasiswa baru secara virtual di Jakarta, Jumat, 13 Agustus 2021.

Sepinya peminat para siswa maupun siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan kampus swasta itu dikarenakan masalah biaya kuliah yang mahal.

Baca juga: Universitas Bakrie Peringkat 2 PTS Terbaik di Indonesia

Mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu berharap semua pemangku kebijakan dapat mencari solusi terbaik agar kampus PTS di Indonesia tetap bertahan dan terus berkontribusi mencerdaskan anak bangsa.

"Berharap PTS di Tanah Air yang berjumlah 3.044 tersebut dapat terus bertahan," katanya.

Ia juga meminta kepada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia dalam membuka seleksi penerimaan mahasiwa baru hendaknya agar dapat mengatur dengan baik. Sehingga ketika jadwal tes tidak berbarengan dengan PTS.

Polri Sebut Judi Online Dioperasikan Mafia di Mekong Region Countries

Tak bisa dipungkiri, memang PTS ini mengalami kesulitan bersaing dengan PTN di Indonesia dalam perekrutan mahasiswa baru. Biasanya, kampus swasta mendapatkan mahasiswa dari limpahan kampus PTN.

“PTS memberikan kesempatan pada mahasiswa berlomba mencari PTN dan menunggu hasil seleksi jalur-jalur mahasiswa baru yang ada di PTN itu selesai,” katanya.

Siemens Dorong Layanan Kesehatan Menuju Era Baru
9 Tersangka Kasus Korupsi Besar Pertamina

Jaksa Agung: Korupsi Pertamina Terjadi Saat Pandemi, Layak Dihukum Mati!

Jaksa Agung membuka kemungkinan hukuman mati bagi para tersangka korupsi Pertamina karena terjadi saat pandemi Covid-19. Kasus ini merugikan negara Rp193,7 triliun

img_title
VIVA.co.id
7 Maret 2025