Pernyataan Gubernur Lemhanas yang Sebut TNI Bukan Milik Rakyat

Letnan Jenderal (Purn) Agus Widjojo
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat

VIVA – Pencopotan Brigjen Junior Tumilaar masih menjadi sorotan publik. Jenderal TNI bintang satu itu yang sebelumnya menjabat sebagai Inspektur Komando Daerah Militer XIII/Merdeka kini ditugaskan menjadi Staf Khusus KSAD. Pencopotan Junior diduga kuat buntut terkirimnya surat terbuka dari dia untuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Gubernur Kalbar: Setiap Ada Masalah Keracunan yang DItuju Pemda, padahal MBG Program Nasional

Dalam surat tersebut, Brigjen TNI Junior menyebut adanya upaya intimidasi yang dilakukan oleh oknum anggota Brimob Polda Sulawesi Utara terhadap Anggota Babinsa yang telah membela masyarakat yang tanahnya telah diserobot oleh perusahaan pengembang PT Ciputra Internasional atau Perumahan Citraland.

Langkah Junior tersebut dinilai salah besar. Sebab dia menggunakan kewenangannya sebagai perwira tinggi TNI untuk mengurusi masalah warga yang bisa diurut oleh Pemda setempat. Hal itu diungkapkan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letjen (Purn) Agus Widjojo.

Kasus Korupsi di Mempawah, KPK Geledah Rumah Gubernur Kalbar Ria Norsan

VIVA Militer: Irdam XIII/Merdeka, Brigjen TNI Junior Tumilaar

Photo :
  • Youtube

Dikutip VIVA dari youtube Najwa Shihab, Rabu 13 Oktober 2021. Najwa menanyakan apakah tindakan yang dilakukan oleh Brigjen Junior membela rakyat keliru atau tidak, begini pandangan Letjen Agus:

Matius-Aryoko Ditetapkan KPU Papua Jadi Gubernur dan Wagub Terpilih

Najwa: Jadi konsep manunggal dengan rakyat, tentara bersatu dengan rakyat itu sebenarnya konsep yang keliru ya? Jadi tentara itu enggak dekat, bukan punya rakyat? 

Agus: Jadi awalnya adalah TNI kan ini lahir dari bangsa yang berjuang kita belum puny negara. Jadi yang berjuang itu adalah rakyat, menyatu itu. Bahkan sebetulnya perjuangan merebut kemerdekaan itu adalah perjuangan politik sehingga terbagi-bagi atas laksar-laksar. 

Jadi ada laskar Hizbullah, Laskar Nasionalis, gitu kan. Itu dijadikan satu, jadi TNI. Jadi TNI dari sejak awal memang harus berdamai dengan politik. Karena dia harus menyatukan dengan politik.

Nah watu perang itu memang menyatu dengan rakyat, wkatu perang. Prinsip perang geriliya kan antara ikan dan air. Tetapi setelah menjadi demokrasi tetapi setelah merdeka, rakyat itu punya nya presiden. Rakyatnya itu punya nya yang dipilih oleh takyat memenangkan pilpres, pemilu. Kepala daerah, presiden. Jadi rakyat itu lebih dekat dengan bu Khofifah daripada dengan Panglima.


Mengapa? Panglima TNI tidak pernah dipilih oleh rakyat sehingga dia tidak punya hak untuk menjangkau rakyat juga kepada sumber daya sipil di masa damai. TNI tidak punya kewenangan . Itu adalah dwifungsi. Kalau dwifungsi karena dimanjakan oleh Pak Harto dan memang diberikan free range oleh Pak Harto karena sudah percaya, dijamin untuk mendukung kekuasaan Pak Harto. Maka dia berikan free range.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya