Banyak Warga Tulungagung Rapid Test Sendiri, Dokter Peringatkan Bahaya

Ilustrasi rapid test.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Dokter Mikrobiologi Klinik RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur, dr. Rendra Bramanthi Sp. MK(K), mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan tes usap atau rapid test antigen tanpa bantuan tenaga profesional atau ahli, karena berpotensi meningkatkan risiko penularan COVID-19. 

"Risiko penularannya sangat besar, karena tidak tahu cara atau teknik pengambilan sampel usap yang benar seperti apa," kata Rendra di Tulungagung, Senin, 26 Oktober 2021.

Menurut Rendra, selain tidak memiliki pengetahuan dasar mengenai teknik pengambilan sampel dengan cara usap (swab), tidak ada alat pelindung diri (APD) yang memadai juga akan menimbulkan risiko. Sebab, ukuran virus yang sangat kecil sehingga sulit untuk dilihat tanpa bantuan alat.

Tak hanya berisiko penularan, melakukan tes usap antigen sendiri juga akan berisiko mengalami komplikasi karena masing-masing orang memiliki struktur hidung yang tidak sama. Tentu hal ini membuat rongga hidung memiliki kelebaran yang tidak sama.

"Ketika melakukan swab dan tidak mengetahui struktur rongga hidung, bisa jadi mengakibatkan luka dan berpotensi komplikasi," urainya.

Beberapa bahaya lain yang kemungkinan dapat terjadi ketika melakukan swab sendiri adalah ujung tangkai yang digunakan untuk melakukan swab patah dan akan berakibat pendarahan yang fatal.

Ilustrasi petugas medis menunjukkan hasil screening rapid test COVID-19

Photo :
  • ANTARA FOTO/Rahmad

Untuk itu pastikan melakukan pemeriksaan atau rapid test di fasilitas pelayanan kesehatan yang telah terdaftar di Kementerian Kesehatan.

Melonjak Tajam! COVID-19 Tembus 6.000 Kasus Aktif di India, 65 Meninggal

Imbauan itu didengungkan Rendra dan para dokter lainnya karena kini banyak warga yang, tanpa mengetahui protokol kesehatan, melakukan tes usap (swab) secara mandiri. Hal ini seiring meningkatnya kebutuhan akan rapid test antigen untuk berbagai keperluan, sehingga permintaan alat rapid tes (RT) antigen juga terus meningkat.

Imbasnya, jual-beli alat antigen di pasaran makin marak. Beberapa bahkan menawarkan harga satu set alat antigen lebih murah dibandingkan harus melakukan pemeriksaan antigen ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

COVID-19 Kembali Masuk Jawa Barat, Ini Kata Dedi Mulyadi

Meskipun harga alat antigen lebih murah, tidak dianjurkan untuk melakukan tes usap secara mandiri, tanpa bantuan tenaga profesional. (ant)

Bandara Soekarno Hatta Perkuat Pengawasan Usai Lonjakan Covid-19 di Negara Tatangga
Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Asep Guntur Rahayu

KPK Juga Selidiki Pengadaan Kuota Internet Gratis di Kemendikbudristek Era Nadiem

KPK menyatakan penyelidikan pengadaan kuota internet gratis menjadi bagian penyelidikan dugaan korupsi terkait Google Cloud di Kemendikbudristek.

img_title
VIVA.co.id
25 Juli 2025