ICW Usul Satgas Khusus untuk Novel Baswedan Cs di Polri

Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana
Sumber :
  • Antarafoto/Kurnia Ramadhana

VIVA – Indonesia Corruption Watch (ICW) menaruh harapan besar kepada mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang bakal menjadi aparatur sipil negara (ASN) Polri. Mereka adalah mantan pegawai KPK yang dipecat karena dianggap tidak lolos tes wawasan kebangsaan atau TWK sebagai syarat menjadi ASN komisi antikorupsi tersebut.

Polri Bantah Geledah Rumah JAM Pidsus, Begini Katanya

ICW berharap Novel Baswedan cs, bisa membantu kepolisian melakukan aksi percepatan pemberantasan korupsi.

"Sebab, selama ini kepolisian seringkali menjadikan pemberantasan korupsi hanya sebagai jargon, tanpa ada hasil yang konkret," kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana kepada awak media, Selasa, 7 Desember 2021.

3 Bos PT Padi Indonesia Maju Jadi Tersangka! Polisi Bongkar Modus Beras Oplosan Merek Sania dan Fortune

Namun, menurut Kurnia, bergabungnya puluhan mantan pegawai KPK ke Korps Bhayangkara harus dicermati lebih lanjut. Terutama terkait posisi yang akan mereka tempati nanti.

Untuk itu, ICW mengusulkan, ketika nanti mereka dilantik sebagai ASN, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dapat membentuk satgas khusus antikorupsi di bawah pengawasannya langsung.

Eks CEO eFishery Gibran Huzaifah Ditahan, Bareskrim Blak-blakan Alasannya

"Yang bertugas memetakan potensi korupsi di tubuh Polri dan mendesain reformasi kepolisian. Jika itu bisa direalisasikan, tentu ditambah dukungan dari Kapolri, kepolisian dapat meningkatkan performanya dalam memberantas korupsi," jelasnya.

TWK Belum Selesai

Di samping itu, ICW turut mengingatkan Presiden Joko Widodo bahwa dengan diangkatnya puluhan mantan pegawai KPK menjadi ASN Polri bukan berarti permasalahan Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) KPK selesai begitu saja.

Diketahui, rekomendasi Ombudsman RI dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih berlaku dan Presiden belum mengambil langkah apapun terkait hal tersebut.

"Terlihat jelas Presiden berupaya melempar tanggungjawab dan mengabaikan rekomendasi dua lembaga negara tersebut," kata Kurnia.

Menurut Kurnia, Jokowi tidak punya keberanian untuk menegur Pimpinan KPK yang dikomandoi Firli Bahuri lantaran tidak mengikuti instruksinya dan melakukan banyak pelanggaran dalam proses TWK.

Sedangkan bagi KPK, lanjut Kurnia, harusnya lima komisionernya malu saat puluhan eks pegawainya bergabung ke Polri. Pasalnya, mereka dilantik sebagai ASN tanpa harus melewati TWK.

"Ini sekali lagi membuktikan bahwa TWK versi KPK memang didasari motif politik balas dendam untuk menyingkirkan 57 pegawainya sendiri," imbuhnya.

Ditipid PPA dan PPO Bareskrim tingkatkan kerja sama dengan Kepolisian Hong Kong

Baresrim Polri-Polisi Hong Kong Perkuat Kerja Sama Lindungi Perempuan dan Anak

Penguatan kerja sama itu terjalin melalui kegiatan bertajuk Sharing on Protection of Women and Children Crimes yang digelar di Markas Besar Kepolisian Hong Kong.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2025