Ibu Muda Ngadu ke Dedi Mulyadi jadi Korban tapi Dipolisikan Ayahnya
- VIVA/ Adi Suparman
VIVA – Seorang ibu muda bernama Rahma Anisa Putri, mengadu kepada anggota DPR RI Dedi Mulyadi karena sering dipukul oleh ayah kandungnya sendiri, yang bernama Zaenal Abidin. Tapi malah Rahma yang dilaporkan ke Polres Purwakarta dengan dugaan pelanggaran UU ITE.
Rahma yang datang ke rumah Dedi Mulyadi bersama suaminya itu bercerita, saat ini sedang menghadapi pemanggilan kepolisian karena dilaporkan oleh sang ayah. Ayahnya tersebut merasa Rahma telah melanggar UU ITE.
Pelaporan bermula saat sang ibu digugat cerai ayahnya. Ibunya sudah kesal karena sang suami untuk kesekian kalinya kepergok selingkuh, bahkan menikah tanpa ada persetujuan dari istri sah.
Tak terima dengan perlakuan ayahnya itu ke sang ibu, Rahma mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp ke perempuan yang dinikahi oleh ayahnya.
Dalam pesan pribadi tersebut Rahma membeberkan kelakuan ayahnya, yang kerap berselingkuh bahkan melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga).
“Pas saya chatting ke istri mudanya, saya beberkan itu, saya juga bilang Pak Zaenal itu di media sosialnya sering minta foto-foto bagian syur wanita FB via messenger. Kirim foto terus ayah saya kirim uang Rp500 ribu sebagai imbalan. Saya capture itu serahkan ke istri mudanya. Kemudian saya dimarahi oleh ayah saya disebut melanggar UU ITE. Padahal kan ini saya tidak ke sosial media tapi ke istri muda (pesan pribadi), jadi apanya yang mencemarkan nama baik,” jelas Rahma dalam keterangannya, Rabu 8 Desember 2021.
Sudah Merasa Kesal
Dirinya mengaku sudah kesal dengan kelakuan ayahnya. Bahkan sejak lama ia dipukul dan diusir dari rumah. Sejak itu ia pergi ke Bandung dan merintis usaha online hingga kini mempunyai sekitar 15 orang pegawai. Menurutnya sang ayah sudah sering diperingatkan oleh istri dan anaknya. Hanya saja selalu diabakan dan malah balik mengancam mengusir dan melapor kepada polisi.
“Saya dan adik-adik sudah gerah dengan kelakuan ayah saya. Kok dikit-dikit melapor, mengancam orang ke polisi. Saya ingin angkat suara jangan sampai menjadikan hukum untuk menekan dan memeras orang,” katanya.