Debut Vaksin Merah Putih di Ujung Pandemi
- ANTARA/M Risyal Hidayat
VIVA – Kabar gembira datang dari vaksin Merah Putih. Dalam waktu dekat, vaksin COVID-19 buatan anak bangsa ini akan segera digunakan secara luas. Kehadiran vaksin Merah Putih akan menambah jenis vaksin yang ada saat ini, tentunya efektif melindungi masyarakat dari infeksi COVID-19, mencapai kekebalan komunal atau herd immunity serta upaya mengakhiri pandemi di Indonesia.
Seperti diketahui, Badan POM telah memberikan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) perdana untuk vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair), Surabaya yang bekerjasama dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Pada uji klinik fase satu mengikutsertakan 90 subjek atau relawan, dan fase dua mengikutsertakan 405 relawan.
Pelaksanaan uji klinis tahap pertama vaksin merah putih buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di RSUD dr Soetomo Surabaya, Rabu, 9 Februari 2022, dipantau langsung Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy didamping Gubernur Jawa Tengah Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang hadir secara daring.
Menkes Budi Gunadi Sadikin berharap vaksin Merah Putih tidak hanya akan digunakan secara nasional, melainkan juga secara Internasional. Hal sama disampaikan oleh Menko PMK Muhadjir Effendy. Karena itu Muhadjir berharap uji klinis vaksin Merah Putih berjalan lancar agar bisa digunakan di dalam dan luar negeri.Â
Menurut Muhadjir, karena buatan sendiri, vaksin Merah Putih adalah penentu bahwa bangsa Indonesia lebih maju dalam hal penanganan COVID-19. Itu sesuai dengan keingin Presiden Jokowi karena itu merupakan langkah menuju kemandirian Indonesia dalam hal vaksin. "Ini kemajuan luar biasa," katanya
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan keberhasilan vaksin Merah Putih hingga menjalani uji klinis merupakan hasil kerja sama yang baik antara berbagai pihak.
"Secara scientific Unair melakukan ikhtiar, sedangkan RSUD Dr. sutomo melakukan uji coba. Saya juga sebagai ketua IKA Unair selalu melakukan koordinasi dengan Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih," ujar Khofifah
Menurutnya kerja sama harus digelar secara komplemen dan juga dilakukan dengan luar negeri agar mendapat lampu hijau dari organisasi kesehatan dunia atau WHO. "Mudah-mudahan komunikasi dengan WHO berjalan sukses dan aman, sehingga mendapat approval," kata mantan Mensos itu