Korupsi Lahan Rumah DP 0, Eks Dirut Sarana Jaya Dituntut 6,8 Tahun Bui

Mantan Dirut Perumda Pembangunan Sarana Jaya Yoory Corneles sidang
Sumber :
  • Antara

VIVA – Jaksa penuntut umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntut majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta untuk menjatuhkan hukuman 6 tahun dan 8 bulan penjara serta pidana denda Rp 1 miliar subsider enam bulan kurungan terhadap mantan Dirut Perumda Pembangunan Sarana Jaya (PPSJ), Yoory Corneles Pinontoan.

KPK Geledah Rumah PNS Kemnaker Soal Kasus Dugaan Pemerasan Tenaga Kerja Asing

Dalam perkara ini, JPU yakin jika Yoory terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi dalam pengadaan tanah di Munjul, Jakarta Timur. Akibatnya, kerugian keuangan negara atas tindak pidana korupsi ini sebesar Rp 152,5 miliar.

"Menyatakan terdakwa Yoory Corneles Pinontoan telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan berlanjut sebagaimana diancam Pasal 2 ayat 1 juncto Pasal 18 UU Tipikor," kata JPU KPK Takdir Suhan, saat persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis 10 Februari 2022.

Waspadai Upaya 'Blackmail' Terhadap Pejabat SDA Terkait Pembayaran Ganti Rugi Lahan di Kedoya dengan Bawa Nama KPK

Dalam menyusun tuntutan terhadap Yoory, Takdir mempertimbangkan sejumlah hal untuk memberatkan Yoory. Jaksa menilai Yoory tidak mendukung program pemerintah dalam untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Selain itu, Yoory sebagai direktur utama perusahaan BUMD yang menjalankan program Pemerintan Provinsi DKI Jakarta justru merusak kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akibat perbuatannya ini.

Diskon Listrik Juni-Juli 2025 Batal, Pemerintah Dikritik Terkesan Asbun

"Hal-hal yang meringankan, terdakwa mengaku belum pernah dihukum, mengakui, dan menyesali perbuatannya, terdakwa tidak menikmati hasil tindak pidana," sebut jaksa.

Diketahui, dalam surat dakwaan, KPK menyebut korupsi pengadaan tanah Munjul telah memperkaya Yoory, atau orang lain, atau suatu korporasi, yaitu memperkaya Anja Runtuwene dan Rudy Hartono Iskandar selaku pemilik korporasi PT Adonara Propertindo sebesar Rp 152,56 miliar.

Uang hasil korupsi itu dipergunakan Rudy dan Anja untuk kepentingan pribadi, seperti pembelian mobil, apartemen dan pembayaran kartu kredit. Uang itu juga dipergunakan untuk keperluan operasional perusahaan, seperti PT Rhys Auto Gallery yang masih satu grup dengan korporasi PT Adonara Propertindo.

Ketua Dewan Audit OJK merangkap Anggota Dewan Komisioner, Sophia Wattimena

Dorong Peningkatan Tata Kelola yang Baik dan Berkelanjutan di Sektor Jasa Keuangan

OJK terus mendorong penerapan tata kelola yang baik dalam membangun sektor jasa keuangan yang berintegritas yang mampu mendukung program pembangunan Pemerintah.

img_title
VIVA.co.id
3 Juni 2025