Ganjar Soroti KKN: Dulu Disikat, Sekarang Jadi Cerita Lagi, Gagal Dong Reformasi?

Ganjar Pranowo
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menyoroti praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang semakin marak di Indonesia. Ia pun sempat menyinggung soal gagalnya reformasi.

Kejagung Dinilai Sudah Tepat Usut Kasus Korupsi Sritex

"Dulu karena korupsi kemudian mengerucut pada elite, maka mesti disikat korupsi, kolusi dan nepotismenya. Eh sekarang jadi cerita lagi, gagal dong reformasi? Benar enggak sih?" kata Ganjar di kawasan Jakarta Pusat, dikutip Jumat, 24 November 2023. 

"Ndak, saya hanya mengingatkan, berarti gagal dong reformasi? Mesti ditegakkan kembali," sambungnya.

Kejagung Jangan Ragu-ragu Tuntaskan Kasus Dugaan Korupsi di Sritex

Bakal capres Ganjar Pranowo dan Bakal Cawapres Mahfud MD

Photo :
  • Tangkapan layar youtube

Meski begitu, Ganjar tak menjelaskan secara rinci korupsi, kolusi dan nepotisme yang dia maksud. Dia hanya ingin, kasus KKN yang semakin marak ini menjadi pengingat bagi semua pihak.

Kejagung Diminta Usut Tuntas Dugaan Korupsi Pengadaan Laptop Era Nadiem Makarim

"Maka civil society, ilmuwan berbicara pada soal ini 'lho, kok pak itu sekian pejabat korupsi, dia kolusi, dan sebagainya'. Ini berjalan. Saya hanya mengingatkan saja, kecuali kita sudah lupa," ungkapnya.

Kata Ganjar, jika semua masyarakat lupa dengan amanat reformasi, maka akan hancur bangsa Indonesia.

"Kalau kita lupa dengan ini, hancur kita bangsa ini, itu permintaan amanat reformasi," tandas eks Gubernur Jawa Tengah itu.

Program Gaspol

Sebelumnya di acara Dialog Muhammadiyah, Ganjar juga berjanji akan menyikat korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di Indonesia sesuai program 'Gaspol'.

 
Dia akan mendorong jaminan hidup melalui program 'Gaspol', sebab anggaran yang berlipat ganda tak boleh ada korupsi. Ganjar juga akan mempermudah pajak.

"Gas-nya, kita sikat KKN, karena ini yang menjadi penyakit di negeri ini. Dan Pol-nya, kita memoles birokrasi yang melayani, yang analitis, bukan sekadar administratif," jelasnya.

Untuk mewujudkan itu, sambung dia, perlu ada regulasi. Apabila regulasi sudah baik, maka perlu ada aktor baik untuk menjalankan regulasi tersebut.

"Kalau regulasi sudah baik, sistem kelembagaan. Kalau sistem kelembagaan sudah baik, maka kita butuh aktor baik. Mudah-mudahan aktor-aktor baik itu ada di sini. Biarlah nanti bisa bergabung dengan kami," tegas Ganjar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya