Tingkatkan Ketahanan Pangan, Wamentan Sudaryono Ajak Petani Sawit Tanam Padi Gogo

Wakil Menteri Pertanian (WA mentan), Sudaryono
Sumber :
  • Kementan

VIVA – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengajak petani sawit di Indonesia memanfaatkan lahan perkebunannya untuk melakukan tanam tumpang sari padi gogo. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pangan nasional dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Kementan Tegaskan Cetak Sawah Rakyat Jadi Solusi Atasi Masifnya Alih Fungsi Lahan

Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menjelaskan, bahwa Indonesia memiliki sekitar 17 juta hektare lahan perkebunan sawit. Salah satu strategi untuk meningkatkan produksi pangan adalah dengan memanfaatkan lahan sawit yang tengah dalam program peremajaan untuk pertanaman padi gogo, jenis padi yang dapat ditanam di luar lahan sawah.

Anindya Bakrie Usung Stabilitas Indonesia Hadapi Tantangan Global di Forum CEO Roundtable New York

"Lahan baku sawah kita kan 7,4 juta hektare, sementara lahan perkebunan sawit kita 17 juta hektare. Kalau sawitnya sudah tinggi memang kita tidak bisa tanam di bawah. Tapi kalau yang melakukan peremajaan bisa kita tanami secara masif," ujar Wamentan Sudaryono dalam kegiatan Konferensi Kelapa Sawit Indonesia ke-20 dan Outlook Harga 2025 yang berlangsung di Nusa Dua Bali, Kamis, 7 November 2024.

Menurut Wamentan Sudaryono, ada dua keuntungan utama bagi petani sawit yang memanfaatkan tumpang sari padi gogo. Pertama, petani dapat memperoleh keuntungan tambahan karena padi gogo bisa ditanam dalam waktu singkat.

Paket Stimulus Ekonomi Dinilai Berpihak ke Petani dan Jaga Ketahanan Pangan Nasional

Kedua, padi gogo adalah salah satu komoditas pangan strategis yang dibutuhkan secara luas oleh masyarakat, yang akan memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Padi, jagung, kedelai, dan hortikultura adalah komoditas pangan yang dibutuhkan oleh jutaan orang setiap hari. Dengan memanfaatkan lahan sawit untuk tumpang sari ini, kita tidak hanya menambah produksi pangan, tetapi juga mendukung swasembada pangan," tambahnya.

Lebih lanjut, Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa program tumpang sari ini juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan, karena dengan memaksimalkan potensi lahan sawit, Indonesia bisa meningkatkan produksi pangan domestik.

“Dengan memanfaatkan lahan sawit, kita bisa menambah pasokan pangan untuk kebutuhan dalam negeri. Ini juga bagian dari upaya kita untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” ujar anak petani asal Grobogan, Jawa Tengah ini.

Untuk mendukung implementasi program ini, Kementerian Pertanian juga sedang mempercepat pendataan bagi para pelaku usaha yang ingin terlibat dalam pengembangan tumpang sari padi gogo di lahan sawit. Wamentan Sudaryono menyebutkan bahwa pemerintah akan memberikan pembinaan bagi pengusaha sawit yang bekerja sama dengan pihaknya untuk mendorong program ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya