Seleksi Ketat AKB Tak Hanya Ukur Kecerdasan, tapi Juga Kekuatan Cinta Orang Tua, Ini Buktinya!
- Istimewa
"Kami pun menerapkan standar yang sama. Hasilnya? Kami menemukan para casis yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional berkat dukungan keluarga yang solid. Percayalah, tidak ada anak yang bisa sukses di sistem boarding school tanpa dukungan orang tua yang memahami sepenuhnya model pendidikan ini. Itulah mengapa wawancara keluarga menjadi jantung dari proses seleksi ini. Kami ingin memastikan bahwa setiap anak yang terpilih akan tumbuh dalam ekosistem yang harmonis antara sekolah, siswa, dan keluarga,” kata Dedi.
Ketua YPKBI, M Zaky Ramadhan mengatakan, proses seleksi Akademi Kader Bangsa (AKB) 2025 menempatkan wawancara orang tua sebagai aspek strategis dalam memilih calon siswa berbakat.
"Kami melibatkan tim pewawancara multidisiplin seperti praktisi pendidikan, psikolog serta para pengurus dari jaringan AKB. Adapun aspek yang dinilai diantaranya keselarasan visi pendidikan keluarga dengan AKB, kesiapan mendukung sistem pembelajaran, serta pemahaman tentang model pendidikan holistik, yang dilakukan dalam durasi 30 hingga 45 menit,” ujarnya.
Wakil Ketua YPKBI, Devie Rahmawati menuturkan, riset Global dari Harvard Graduate School of Education dan University of Bath, menyebutkan bahwa wawancara orang tua sebagai salah faktor penentu, dimana sekolah berasrama dengan proses wawancara orang tua memiliki tingkat retensi siswa 32% lebih tinggi, kemampuan adaptasi siswa pun 25% lebih baik, prestasi akademik 15% lebih tinggi, serta ketahanan mental lebih kuat saat masa transisi.
