Profil Luis Tagle, Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus dari Filipina
- VIVA.co.id/Natania Longdong
VIVA – Kabar duka menyelimuti umat Katolik di seluruh dunia. Paus Fransiskus wafat pada Senin pagi, 21 April 2025, dalam usia 88 tahun, beberapa hari setelah menjalani perawatan akibat infeksi pernapasan kompleks.
Kepergian Paus yang telah memimpin Gereja Katolik selama 12 tahun ini membuka babak baru dalam sejarah salah satu lembaga keagamaan tertua dan terbesar di dunia dengan 1,39 miliar pengikut.
Seiring dengan kekosongan takhta Suci Vatikan, spekulasi mengenai sosok pengganti pun mencuat. Salah satu nama yang mencuri perhatian adalah Kardinal Luis Antonio Tagle, tokoh Gereja Katolik asal Filipina yang disebut-sebut sebagai kandidat kuat paus berikutnya.
Jika terpilih, Tagle akan mencetak sejarah sebagai paus pertama dari Asia di era modern. Berikut profil lengkap Luis Tagle!
Latar Belakang Luis Tagle
Luis Tagle lahir pada 21 Juni 1957 di Manila, Filipina. Ia ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1982 dan kemudian menempuh pendidikan teologi lanjutan di Universitas Kepausan Gregorian di Roma, di mana ia meraih gelar doktor dalam bidang teologi.
Keunggulan intelektual Tagle berpadu erat dengan kepeduliannya terhadap kaum miskin dan terpinggirkan, menjadikannya sosok yang dihormati di kalangan rohaniwan dan umat.
Perjalanan gerejawi Tagle dimulai dengan pengangkatannya sebagai Uskup Imus pada 2001. Satu dekade kemudian, ia diangkat menjadi Uskup Agung Manila, menggantikan Gaudencio Rosales.
Pada 2012, Paus Benediktus XVI mengangkatnya menjadi kardinal, membuka jalan bagi keterlibatannya dalam kepemimpinan Gereja global.
Visi dan Keterlibatan Global
Dalam lingkaran Vatikan, Tagle dikenal sebagai pendukung setia nilai-nilai sosial yang dikedepankan oleh Paus Fransiskus. Ia merupakan advokat kuat untuk keadilan sosial, inklusi, dan evangelisasi.
Kiprahnya semakin bersinar saat memimpin Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa, sebuah lembaga penting di Vatikan yang bertugas memperluas misi Katolik di berbagai belahan dunia.
Bagi umat Katolik Asia, khususnya di Filipina, negara dengan populasi Katolik terbesar di Asia, sosok Tagle menjadi simbol harapan dan keterwakilan.
Gereja Katolik memang menunjukkan pertumbuhan yang pesat di benua Asia, dan terpilihnya Tagle akan mencerminkan pergeseran dinamika global dalam struktur kepemimpinan Gereja.
Kendati memiliki dukungan luas, pencalonan Tagle tidak lepas dari tantangan. Kelompok konservatif di dalam Gereja mungkin melihat pendekatannya yang progresif, terutama dalam isu perubahan iklim, pengentasan kemiskinan, dan perlindungan kelompok marjinal, sebagai kelanjutan dari arah kepemimpinan Paus Fransiskus.
Hal ini akan menjadi pertaruhan penting soal apakah Gereja Katolik akan melanjutkan visi yang inklusif dan reformis, atau justru kembali pada arus konservatisme yang lebih kuat.
Luis Tagle kini menjadi salah satu nama yang paling diperhitungkan dalam konklaf mendatang. Bila terpilih, ia bukan hanya akan menorehkan tonggak sejarah baru bagi Asia, tetapi juga membawa semangat baru dalam menjawab tantangan Gereja Katolik di abad ke-21.