Kisah Bripka Syamsuddin, Bikin Madrasah di Tanah Mayoritas Katolik dan Gratiskan Buat Tak Mampu
- TvOne/ Jo Kenaru - Manggarai NTT
Di sini mengajarkan, pendidikan tidak terbatas pada infrastruktur yang megah. Pagar bambu yang rapuh itu menjadi simbol benteng harapan, di mana keterbatasan dikalahkan oleh keyakinan teguh bahwa pendidikan mampu melampaui kekurangan materi.
Gratiskan Siswa Tak Mampu dan Yatim
Yayasan Pendidikan Islam Fii Sabilillah, melahirkan kebijakan yang mengguncang logika yaitu anak yatim dan tidak mampu tidak membayar alias gratis!
“Sudah menjadi komitmen awal saya dan istri bahwa sekolah ini harus gratis bagi anak-anak tidak mampu dan anak yatim. Yang berpunya harus jadi penyangga. Bagi keluarga mampu, membayar Rp 100 ribu per bulan. Data kita 60 % siswa yang kini belajar di TK dan MI tanpa bayar sepeser pun,” bebernya.
Guru-guru Ikhlas Digaji Rp 500 Ribu
Di balik 60 persen siswa yang tersenyum lepas tanpa beban uang sekolah, tersembunyi deretan angka yang mengiris hati: 8 guru (4 di RA dan 4 di MI) harus bertahan dengan gaji Rp 500.000 per bulan, sementara dana operasional juga membeli kapur tulis, listrik, dan internet.
Di Yayasan Fii Sabilillah, hanya satu orang (Kepala Madrasah) yang berstatus PNS. Sisanya, termasuk Rini Mulyasari yang memimpin TK Deen Assalam, bergantung pada "angin segelintir rupiah" yang tak pernah cukup mengisi celah di dompet mereka.
“Berdasarkan aturan tunggu dua tahun sejak resmi beroperasi. Untuk MI kita sudah ajukan ke Kemenag supaya gaji guru-guru kami digaji dari BOSP. Mudah-mudah Januari 2026 bisa,” harap Rini.
Upah ini dinilai sangat tidak layak, bahkan di bawah Upah Minimum Regional (UMR) NTT. Semoga pemerintah mengakomodasi guru-guru RA dan MI Deen Assalam ke dalam Program BOSP (Bantuan Operasional Satuan Pendidikan) agar memperoleh penghasilan yang lebih layak.
Pekerjaan Penting 2025 dan Iklan Menjual Rumah
Di balik tumpukan mimpi yang mulai bersemi, Syamsuddin dan Rini harus berhadapan dengan dua tanggung jawab penting yang menentukan kelangsungan dua Lembaga pendidikan itu.
Pertama membebaskan lahan TK Deen Assalam yang selama ini berstatus supaya menjadi milik pribadi. Terlebih pemilik lahan memang berniat mau menjual tanahnya ke Syamsuddin kemudian rencana membangun tiga ruang di Madrasah harus segera direalisasi tahun ini.