Dudung Sebut Pembatalan Mutasi Letjen Kunto Lazim Terjadi: Zaman Pak Gatot-Pak Hadi Itu Biasa

Penasihat Khusus Presiden Bidang Ketahanan Nasional, Dudung Abdurrahman
Sumber :
  • VIVA/Ahmad Farhan Faris

 Jakarta, VIVA – Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional, Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman mengatakan pembatalan mutasi terhadap anak Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo lazim terjadi. Dudung menyebut, batalnya mutasi perwira tinggi TNI acap terjadi di zaman dulu. 

Yudha Airlangga, Jenderal Kopassus Pencetak 2 Rekor MURI Dipercaya Pegang Tongkat Komando Koopssus TNI

"Lazim, dulu pernah juga zaman Pak Gatot, Pak Hadi itu biasa. Bahkan kemarin ada salah tulis itu kan, AL kemudian pindah jadi Pati Mabes AD, itu kan karena salah tulis saja," kata Dudung kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 5 Mei 2025.

Dudung juga menegaskan, pembatalan mutasi Letjen Kunto tidak berkaitan dengan sikap Try Sutrisno yang mendukung pemazulan Gibran Rakabuming Raka dari jabatan Wakil Presiden RI.

Golkar Dukung Prabowo soal Hubungan Diplomatik dengan Israel Jika Palestina Merdeka

"Menurut saya, enggak ada kaitannya itu. Jadi memang biasa itu di lingkungan TNI itu sering seperti itu, jadi terkadang pada saat Wanjakti kemudian ada pertimbangan," ujarnya.

"Jadi enggak ada hubungannya antara Pak Try dengan  anaknya, itu enggak ada," tegas Dudung.

Hendropriyono Serukan Soliditas TNI: Perkuat Jiwa Korsa

Sebelumnya diberitakan, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo, batal dimutasi ke Markas Besar TNI Angkatan Darat, Mabes AD, dengan jabatan sebagai Staf Khususnya Jenderal TNI Maruli Simanjuntak. Putra dari Wakil Presiden RI ke-6 Try Sutrisno, itu tetap menjabat Pangkogabwilhan I.

Mabes TNI mengungkapkan, dari rangkaian mutasi yang dilakukan kepada Letjen Kunto, ada beberapa perwira tinggi TNI yang belum bisa meninggalkan jabatannya.

"Ternyata dari rangkaian gerbongnya, rangkaian yang harus berubah mengikuti alurnya Pak Kunto itu, ada beberapa yang memang belum bisa bergeser saat ini. Sehingga didiskusikan lah untuk meralat atau menanggungkan rangkaian itu," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Brigjen Kristomei Sianturi, Jumat, 2 Mei 2025.

Dirinya menegaskan, mutasi dilakukan semata demi kepentingan organisasi. Mutasi sudah dipertimbangkan oleh Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tertinggi (Wanjakti).

"Jadi tidak terkait dengan hal-hal lain. Ada pertimbangan-pertimbangan kenapa orang ini harus bergeser, kenapa ini harus bergeser, alasan apa, ini kenapa bisa, dan kenapa tidak," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya