BBM di 'Kota Minyak' Sempat Langka, Ini Dugaan Pemicunya Versi CERI
- VIVAnews/Fernando Randy
Jakarta, VIVA - Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sempat terjadi di Balikpapan, Kaltim dan Bengkulu jadi sorotan Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman. Dia heran kelangkaan terjadi di daerah Balikpapan yang dianggap sebagai 'kota minyak'.
Yusri menduga pemicu BBM bisa langka di Balikpapan mengusik akal sehatnya yang paham peta BBM nasional. Apalagi, ia menekankan di 'Kota Minyak' itu ada kilang Pertamina.
Ia heran dengan alasan Kilang Pertamina yang tak memenuhi spesifikasi atau off spec. Hal itu seperti disampaikan Wakil Dirut Pertamina Wiko Migantoro saat rapat bersama DPR pada 23 Mei 2025.
"Kami menduga ini bagian skenario agar proses tender pengadaan BBM dengan spot di PT Pertamina Patra Niaga (PPN) dan minyak mentah di PT Pertamina Kilang International (KPI) Â tetap mengundang DMUT (Daftar Usaha Mitra Tetap) atau vendor yang sudah black list oleh Kejagung adalah sebuah keniscayaan," kata Yusri, dikutip dari tvOnenews, Minggu, 1 Juni 2025.Â
Dia bilang jika alasan tak sesuai spek maka di Kilang Balikpapan punya stok BBM Pertalixe dan Pertamax Ron 92.
"Padahal, jika BBM milik Pertamina Patra Niaga di Balikpapan katanya tidak sesuai spek, bukankah di Kilang Balikpapan yang dijulukin kota minyak ada stock BBM Pertalixe dan Pertamax Ron 92 yang cukup bisa digeser ke Pertamina Patra Niaga untuk di-deliver ke SPBU di seluruh Kaltim," jelas Yusri.Â
Ilustrasi kelangkaan BBM.
- VIVAnews/Fernando Randy
Lebih lanjut, ia bilang semua produk BBM di kilang maupun hasil impor pasti dilengkapi Certipicate Quality (COQ) atau Certipicate of Assurance (COA) yang menjamin kualitas BBM di terminal atau di kilang Pertamina sesuai spek.
Pun, ia menganalisa dugaan kelangkaan BBM di Bengkulu. Yusri mengkritisi alasan kelangkaan itu akibat kapal Pertamina terkendala ke terminal BBM akibat pendangkalan alur.
"Sementara informasi yang kami peroleh bahwa Gubernur Bengkulu pada setahun sebelumnya sudah pernah bersurat ke Pertamina soal pendalaman alur ini. Namun, katanya Pertamina MOR II Sumbagsel mengabaikan peringatan tersebut," ujarnya.