Gubernur NTB Janji Perbaiki Regulasi Usai WNA Brasil Jatuh di Rinjani

Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Pendaki asal Brasil, Juliana Marins (26) yang meninggal dunia akibat jatuh ke jurang di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih menjadi sorotan. Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal menyatakan akan memperbaiki sistem keselamatan dan regulasi pendakian di Gunung Rinjani.

Jenazah Pendaki Brasil yang Jatuh di Rinjani Dipulangkan ke Negaranya Malam Ini

Lalu menyampaikan, duka cita dan permohonan maaf untuk keluarga besar Juliana Marins. Dia mengatakan, kejadian tersebut menjadi pukulan berat karena terjadi di Tanah Airnya.

"Atas nama pribadi dan masyarakat Nusa Tenggara Barat, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya dan simpati yang tulus kepada keluarganya selama masa kesedihan yang tak terbayangkan ini. Semoga Anda diberikan kekuatan dan kesejahteraan yang terus berlanjut. Kami semua sangat terguncang oleh tragedi ini, terutama karena terjadi di Tanah Air kami," ujar Lalu lewat Instagramnya @iqbal_lalu_muhamad lewat Instagramnya dikutip Minggu, 29 Juni 2025.

Bertemu Kabasarnas, Menhut Bakal Evaluasi Keamanan dan SOP di Gunung Usai Kasus Pendaki Brasil

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Muhamad Iqbal

Photo :
  • VIVA.co.id/Zendy

Lalu menjelaskan, saat diterimanya laporan adanya pendaki yang jatuh, tim penyelamat langsung bertindak cepat dengan mempertaruhkan keselamatan. Bahkan, banyak dari tim penyelamat merupakan sukarelawan.

Dokter Forensik Ungkap Penyebab Kematian Pendaki Asal Brasil di Rinjani karena Luka Organ Dalam, Bukan Hipotermia

"Saya ingin meyakinkan Anda bahwa sejak pertama kali kami diberi tahu tentang kecelakaan tersebut, tim penyelamat kami bertindak dengan urgensi dan dedikasi. Mereka mempertaruhkan keselamatan mereka sendiri untuk melaksanakan misi mereka," ucapnya.

"Banyak dari mereka adalah sukarelawan, yang semata-mata didorong oleh rasa belas kasih dan kemanusiaan. Karena dalam budaya kami, mereka yang memasuki tanah kami dianggap sebagai keluarga," tambahnya.

Namun demikian, saat melakukan penyelamatan terdapat tantangan besar yakni kondisi alam, seperti kabut tebal dan hujan yang terus menerus terjadi. Sehingga hal itu menghambat upaya penyelamatan sejak hari pertama.

"Sehingga sulit bagi drone termal untuk mendeteksi koordinat yang tepat. Selain itu, medan berpasir di dekat lokasi menciptakan risiko ekstrim bagi dua helikopter yang kami kerahkan, karena kemungkinan pasir masuk ke mesin membuat operasi pengangkutan udara menjadi tidak aman," terangnya.

Meski demikian, Lalu menyadari bahwa masih terdapat kekurangan misalnya seperti jumlah personel penyelamat vertikal, peralatan penyelamatan canggih. 

"Kami juga menyadari bahwa infrastruktur keselamatan di sepanjang jalur pendakian Rinjani harus ditingkatkan, karena gunung ini telah berkembang dari tujuan pendakian menjadi objek wisata internasional," terangnya.

Lalu menyatakan, dengan ini pihaknya berkomitmen untuk melakukan tinjauan komprehensif dengan semua pemangku kepentingan di wilayah Rinjani.

"Saya jamin bahwa kami akan mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kesiapsiagaan kami terhadap keadaan darurat atau bencana di masa mendatang. Ini termasuk menjalin kemitraan dengan para ahli global dalam operasi penyelamatan gunung dan vertikal," tegasnya.

Seperti diketahui, Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal telah memerintahkan Pelaksana Harian (Plh) Sekda Provinsi NTB Lalu Moh Faozal untuk rapat lintas sektor membahas kesiapsiagaan di Gunung Rinjani. 

Gunung yang dikenal memiliki danau di puncaknya ini terus menarik wisatawan mancanegara untuk menaikinya. Jatuhnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins seolah menjadi alarm untuk membangun sistem keamanan bagi para pendaki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya