Prabowo Kritik Mahzab Neoliberal: Kekayaannya Baru Menetas 200 Tahun

Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri harlah ke-27 PKB
Sumber :
  • Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden

Jakarta, VIVA – Presiden RI Prabowo Subianto mengkritik paham mahzab neoliberal. Paham tersebut tidak mempermasalahkan kekayaan yang hanya dimiliki segelintir pihak.

Pemerintah Anggarkan Rp1,1 T untuk 159 Sekolah Rakyat, Pengadaan Laptop Paling Besar

Hal itu diungkap Prabowo saat berpidato dalam acara Harlah ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 23 Juli 2025.

Awalnya, Prabowo menyoroti Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang kekayaan alam yang dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Prabowo percaya kemakmuran bisa dicapai jika perekonomian negara berasaskan kekeluargaan.

Prabowo Sindir Soal 'Serakahnomics', Kalangan Pengusaha Buka Suara

“Asas kekeluargaan ya seluruh bangsa Indonesia kita harus diperlakukan sebagai keluarga,” kata Prabowo.

Namun, Prabowo menyebut sebagai ini bertentangan dengan paham neoliberalisme yang menganggap kekayaan boleh dimiliki segelintir pihak. Sebab, di masa mendatang semua manusia bisa merasakan manfaat kekayaan tersebut.

Dana Pasca Tambang Rp168 M di Bintan Diduga Raib, Aktivis Minta Prabowo Turun Tangan

“Menurut mereka enggak apa-apa kalau yang segelintir orang tambah kaya, enggak apa-apa, biar segelintir orang tambah kaya menurut teori itu lama-lama kekayaan itu akan turun ke bawah,” tutur dia.

Meski begitu, paham tersebut nyatanya tak kunjung terealisasi. Sebab, sampai saat ini masih banyak orang miskin.

“Tapi penerapannya lama banget,” ucap dia.

“Menetesnya 200 tahun, sudah mati kita semua itu,” tambah Prabowo.

Presiden Prabowo Subianto melayat mendiang Kwik Kian Gie

Prabowo Melayat ke Rumah Duka Kwik Kian Gie: Beliau Banyak Kasih Nasihat Saya

Prabowo melayat mendiang Kwik Kian Gie ke rumah duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu siang, 30 Juli 2025.

img_title
VIVA.co.id
30 Juli 2025