350 Tokoh Agama Hadiri Silatnas FKUB 2025, Menag: Inti Ajaran Agama adalah Cinta, Bukan Kebencian

Menag Nasaruddin Umar bersama peserta Silatnas FKUB 2025
Sumber :
  • Kemenag

Jakarta, VIVA – Rangkaian Silaturahim Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (Silatnas FKUB) dan Lembaga Keagamaan 2025 resmi dimulai dengan kunjungan para tokoh agama ke Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, Selasa (5/8/2025). Agenda pembuka ini menjadi simbol koeksistensi dan kerukunan umat beragama yang menjadi tema besar kegiatan tersebut.

Silatnas FKUB 2025, Menag: Perbedaan Agama Bukan Ancaman, Tetapi Kekayaan Bangsa

Kegiatan yang digelar Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama ini berlangsung 5–7 Agustus 2025 di Serpong. Lebih dari 350 peserta hadir, terdiri dari tokoh agama pusat dan daerah, pengurus FKUB dari 38 provinsi, Kepala Kanwil Kementerian Agama provinsi, Ketua Tim Kerja KUB, hingga pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama.

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat.

Photo :
  • Istimewa
Menag Respons Wacana Haji dan Umrah Lewat Jalur Laut

Rombongan pertama kali tiba di Gereja Katedral Jakarta dan disambut perwakilan Keuskupan Agung Jakarta, Susyana Suwadie. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan sejarah gereja yang sudah berusia lebih dari seabad.

“Keberadaannya yang berdampingan dengan Masjid Istiqlal menjadikannya simbol koeksistensi yang khas Indonesia,” ujarnya di Jakarta dilansir dari situs kemenag, Rabu (6/8/2025).

Masjid jadi Pusat Pembinaan Keluarga, Kemenag Luncurkan FOREMOST

Dari Katedral, rombongan melanjutkan kunjungan ke Masjid Istiqlal dan diterima langsung oleh Imam Besar sekaligus Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Dalam kesempatan itu, ia menyinggung insiden pembubaran ibadah umat Kristen di Sukabumi dan Padang.

9 Orang Diamankan Polisi Terkait Perusakan Rumah Ibadah GKSI di Padang

Photo :
  • Wahyudi Agus/tvOne/Padang

“Saya sangat menyesalkan terjadinya insiden-insiden tersebut. Itu menandakan bahwa kita masih punya pekerjaan besar dalam membangun kedewasaan spiritual dan sosial,” ujar Nasaruddin.

Menag menegaskan bahwa pemahaman agama yang mendalam akan melahirkan keterbukaan dan toleransi, sebaliknya pemahaman yang sempit justru memupuk prasangka.

“Inti dari seluruh ajaran agama adalah cinta, bukan kebencian. Karena itu, Kementerian Agama mengembangkan Kurikulum Cinta, agar masyarakat sejak dini mampu hidup dengan kasih, welas asih, dan penghargaan pada sesama,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya