10 Fakta Mengerikan di Balik Kematian Prada Lucky: Baru 2 Bulan Jadi TNI, Disiksa Ramai-Ramai

Prada Lucky
Sumber :
  • Antara

NTT, VIVA – Tragedi memilukan menimpa Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit TNI AD yang baru dua bulan dilantik. Ia diduga tewas akibat penganiayaan brutal yang dilakukan oleh 20 seniornya di Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 834/Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kasus ini menyedot perhatian nasional karena menyentuh isu kekerasan dalam institusi militer. Berikut 10 fakta mengerikan di balik kematian Prada Lucky yang menggemparkan publik:

1. Baru Dua Bulan Dilantik Jadi TNI

Prada Lucky resmi bergabung sebagai anggota TNI AD pada Mei 2025 usai menjalani pendidikan di Buleleng, Bali. Ia kemudian ditugaskan di Yonif 834/WM di Kabupaten Nagekeo. Namun, baru dua bulan bertugas, hidupnya berakhir tragis.

Jasad Prada Lucky tiba di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)

Photo :
  • Frits/tvOne/Kupang

2. Diperiksa karena Dugaan LGBT

Tragedi bermula saat Staf-1/Intel Yonif 834/WM melakukan pemeriksaan terhadap beberapa prajurit yang diduga menyimpang secara seksual. Prada Lucky, yang kala itu menjabat sebagai Tabakpan 2.2 Ru 3 Ton I Kipan A, ikut diperiksa pada Minggu malam, 27 Juli 2025.

3. Kabur dari Pemeriksaan, Tapi Ditemukan dan Ditangkap Lagi

Esok paginya, Senin 28 Juli 2025, Lucky mencoba kabur dengan dalih ingin ke kamar mandi. Namun ia ditemukan kembali di rumah ibu asuhnya, Ibu Iren, dan langsung dibawa kembali ke markas oleh personel staf intelijen.

4. Dipukul Bergantian Pakai Selang di Kantor Intel

Setibanya di kantor Staf-1/Intel, Lucky langsung menjadi sasaran kekerasan. Ia dipukul secara bergantian oleh sejumlah senior menggunakan selang. Pemukulan berlangsung tanpa ampun dan tanpa pengawasan dari atasan.

5. Komandan Sudah Larang, Tapi Kekerasan Berlanjut

Meski sempat dilarang oleh Danyonif TP 834/WM, Letkol Inf Justik Handinata, kekerasan tetap terjadi. Pada Rabu dini hari 30 Juli 2025, Prada Lucky kembali menjadi korban pemukulan oleh empat prajurit di rumah jaga kesatrian.

6. Muntah-Muntah dan Lemah, Tapi Terlambat Ditangani

Setelah terus mengalami penyiksaan, kondisi Lucky mulai memburuk. Pada Sabtu 2 Agustus 2025, ia muntah-muntah dan lemas. Ia sempat dibawa ke Puskesmas Kota Danga, lalu dirujuk ke RSUD Aeramo karena kadar hemoglobin rendah.

TNI AD Pastikan Markas 6 Kodam Baru Rampung Akhir 2025, Operasional Sudah Jalan

7. Dirawat Intensif, Tapi Nyawa Tak Tertolong

Kondisi Lucky sempat stabil, namun pada Senin malam 4 Agustus 2025 kembali memburuk. Ia dipindahkan ke ruang ICU, namun akhirnya meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) pukul 10.30 WITA setelah empat hari dirawat.

DPR Desak Polisi Militer Bongkar Motif di Balik Kasus Tewasnya Prada Lucky

8. 20 Senior TNI Diduga Jadi Pelaku Kekerasan

Laporan intelijen ke Asintel Kasdam IX/Udayana menyebutkan 20 prajurit terlibat. Pemukulan dilakukan dengan tangan kosong dan selang, melibatkan nama-nama berpangkat Letda, Sertu, hingga Pratu.

TB Hasanuddin Sesalkan Perwira Muda Jadi Tersangka Kasus Kematian Prada Lucky

9. Kodam Udayana Janji Proses Hukum Tegas

Kapendam IX/Udayana, Kolonel Inf Chandra, memastikan para pelaku akan diperiksa dan diproses secara militer.

"Kami tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, namun jika nanti terbukti bersalah, maka akan ditindak tegas sesuai hukum dan ketentuan yang berlaku di lingkungan militer," ujarnya.

"Kami ingin menegaskan bahwa tidak ada ruang di tubuh TNI AD bagi tindakan kekerasan, penyalahgunaan wewenang, atau perilaku menyimpang lainnya," tambah Chandra. 

10. Ayah Korban Tuntut Hukuman Mati untuk Pelaku

Ayah Prada Lucky, Serma Cristian Namo, yang juga anggota aktif TNI AD, menuntut keadilan seberat-beratnya.

"Para pelaku dan yang ikut melakukan penganiayaan anaknya harus dijatuhi hukuman berat berupa hukuman mati dan pemecatan," katanya.

"Saya tuntut keadilan seadil-adilnya. Ini menyangkut nyawa orang lain. Nyawa anaknya, jangan main-main dengan saya," sambung Serma.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya