Waspada Narasi Hoaks, Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh Ajakan Demo Susulan
- Foe Peace/VIVA
Jakarta, VIVA – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie menyerukan agar masyarakat tak kembali terjebak dalam siklus aksi fisik yang berpotensi memunculkan kerusuhan baru.
Dikutip dari akun media sosial X pribadinya Jumat, 5 September 2025, Jimly mengajak publik menyalurkan aspirasi secara damai dan bijak melalui kanal digital.
Massa demonstran rusak Gedung DPRD Jabar
- Cepi Kurnia/tvOne/Bandung
"Dengan menyaksikan banyaknya penyelewengan dan penjarahan, semua warga yang hendak mengungkap aspirasi sebaiknya cukup via medsos saja, jangan lagi fisik, setidaknya satu bulan ke depan,” kata Jimly.
Menurut Jimly, momentum ini seharusnya menjadi bahan refleksi bersama agar energi masyarakat tidak tersalurkan pada aksi-aksi destruktif. Kanal digital, lanjutnya, bisa menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pandangan, sembari memberi ruang bagi pemerintah dan DPR memperbaiki tata kelola kelembagaan.
Dengan kondisi sosial yang masih rawan, Jimly berharap semua pihak dapat menahan diri dan tidak memperkeruh situasi. Ia mengingatkan, kekacauan hanya akan merugikan rakyat kecil, sementara aspirasi yang disampaikan secara bijak tetap bisa memberikan tekanan moral dan politik kepada para pengambil keputusan.
"Narasi hoaks dan provokatif jelas mengandung risiko besar. Karena itu, kewaspadaan publik menjadi kunci agar Jakarta tetap kondusif dan aspirasi tetap tersampaikan dengan cara yang bermartabat," ujar dia.
Menurut Jimly, pasca demonstrasi yang sempat berujung ricuh beberapa waktu lalu, situasi di ibu kota kini berangsur kondusif. Meski begitu, kata dia, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap beragam narasi menyesatkan yang beredar di media sosial maupun pesan berantai.
Isu-isu provokatif, seperti klaim adanya ribuan massa dari berbagai daerah yang akan masuk Jakarta dinilai bisa memicu gelombang unjuk rasa baru. Ia memastikan isu tersebut tidak benar dan hanya bertujuan memperkeruh suasana.
Sementara, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menegaskan bahwa publik tak boleh terjebak dalam jebakan informasi palsu. Ia mengingatkan, hoaks kerap digunakan sebagai alat provokasi untuk mengajak masyarakat turun ke jalan dan memicu kerusuhan.
Massa pendemo masuki Polda Metro
- Foe Peace/VIVA
“Saya mengimbau masyarakat agar menyikapi setiap informasi dengan jernih. Saluran utama yang bisa dijadikan rujukan adalah media massa, wartawan, dan jurnalis yang menyampaikan informasi secara faktual,” ujarnya.
Trunoyudo menekankan pentingnya verifikasi sebelum mempercayai atau menyebarkan informasi yang beredar. Ia menilai, media memiliki peran strategis dalam menjernihkan isu-isu yang berkembang dan menjadi rujukan utama dalam memastikan kabar yang beredar benar adanya.
“Setiap informasi perlu disaring dengan baik dan diperiksa sumbernya. Mari jadikan media massa sebagai saluran utama penyampai informasi yang benar dan kredibel,” tegasnya.