Dorong Evaluasi MBG, Pengamat: Hasilnya Harus Transparan, Jangan Ditutup-tutupi!

Makan Bergizi Gratis
Sumber :
  • BRI

Jakarta, VIVA – Analis komunikasi politik, Hendri Satrio atau Hensa menyoroti desakan publik untuk mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) imbas marak kasus keracunan yang dialami para siswa di sejumlah daerah. 

Polisi Periksa Koki hingga Kepala SPPG Terkait Keracunan Massal Siswa SDN 01 Gedong Pasar Rebo Buntut MBG

Dia mendukung wacana evaluasi tersebut agar segera dilakukan oleh pemerintah. Sebab, program MBG ini menyangkut kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak.

“Program MBG menyangkut kesehatan masyarakat, terutama anak-anak. Jika ada celah dalam pelaksanaannya, harus segera diperbaiki,” kata Hensa dalam keterangannya, Jumat, 26 September 2025.

Puluhan Siswa SDN 01 Gedong Pasar Rebo Keracunan Massal, 240 Paket MBG Ditarik Lagi, Sampelnya Diperiksa

Hensa menjelaskan, evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh mulai dari aspek distribusi hingga pengawasan di lapangan.

"Evaluasi atas program strategis ini sudah seharusnya dilakukan karena kasus keracunan sudah semakin masif," tutur dia.

Puluhan Siswa SDN 01 Gedong Pasar Rebo Keracunan MBG, 5 Masuk IGD

Di samping itu, Hensa menegaskan bahwa MBG sebagai program unggulan pemerintah memiliki dampak besar terhadap kepercayaan publik.

Oleh karena itu, ia meminta agar evaluasi tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga mempertimbangkan komunikasi publik untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap program tersebut.

“Dalam komunikasi politik, kepercayaan publik adalah modal utama. Gagal mengkomunikasikan penanganan isu ini dengan baik dapat merusak legitimasi pemerintah di mata masyarakat,” katanya.

Hensa menekankan bahwa hasil evaluasi harus transparan kepada masyarakat dan presiden sebagai penanggung jawab kebijakan, tanpa ada yang ditutup-tutupi, agar kepercayaan publik terjaga.

“Transparannya enggak cuma ke rakyat, tapi ke presiden terutama soal data. Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi, karena itu hanya memperburuk trust masyarakat ke pemerintah,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kabupaten Bandung Barat darurat kasus keracunan massal siswa/pelajar di semua tingkatan mulai dari SD, SMP dan SMA/SMK diduga usai menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah mereka pada awal pekan ini. 

Siswa pelajar di Bandung Barat keracunan massal MBG

Photo :
  • Ist

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, jumlah korban keracunan hingga Rabu malam, 24 September 2025, sebanyak 911 siswa mengalami gejala keracunan MBG.  

Jumlah tersebut akumulasi dari dua kejadian, yakni pada Senin 22 September 2025, yang menimpa 411 orang, dan peristiwa terbaru pada Rabu, 23 September 2025 dengan 500 anak.

Untuk kasus terbaru, terbanyak terjadi di Kecamatan Cipongkor dengan 400 siswa dan 100 lainnya di Desa Citalem.

Sementara itu, kasus keracunan juga dialami para siswa di SDN 12 Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. Mereka diduga mengalami keracunan usai menyantap menu olahan ikan hiu dalam program MBG.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya