BGN Ancam Tutup Dapur MBG Kalau Tak Lengkapi 3 Sertifikat Ini dalam 1 Bulan
- VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA – Badan Gizi Nasional (BGN) terus mengawasi jalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Tanah Air. BGN akan menutup Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG yang tidak memenuhi SOP.
Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang menjelaskan pihaknya memberikan batas waktu selama satu bulan kepada SPPG untuk melengkapi sertifikasi laik higiene dan sanitasi (SLHS), sertifikat halal dan sertifikat penggunaan air yang layak pakai.
"Kalau dalam satu bulan kepada para mitra di seluruh Indonesia, kalau anda semua tidak memenuhi, tidak mempunyai sertifikat SLHS, sertifikat halal, dan juga sertifikat untuk kelayakan air yang bisa dikonsumsi, kami akan menutup," kata Nanik dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 26 September 2025.
Bupati Bandung Barat, Ritchie Ismail meninjau korban keracunan MBG
- tvOne
Nanik mengingatkan kepada para mitra bahwa BGN bisa menghentikan secara sepihak. Ia mengatakan bahwa para mitra memiliki kontrak selama satu tahun dengan BGN.
Nanik menambahkan pihaknya tak akan main-main dengan kesehatan anak-anak Indonesia.
"Kontrak Anda hanya satu tahun. Dalam satu tahun itu ada klausul di mana kami bisa menghentikan sepihak. Kami tidak akan main-main dengan kesehatan anak-anak di Indonesia," kata Nanik.
Di sisi lain, Nanik mengungkapkan 80 persen pelaksanaan program MBG tidak sesuai dengan SOP yang ditetapkan BGN. Maka itu, belakangan ini terjadi banyak kasus keracunan MBG.Â
Pasalnya, sejak Januari hingga 25 September 2025, ada 5.914 penerima manfaat yang terdampak insiden keamanan pangan MBG. Pada September ini, setidaknya 2.210 orang yang menjadi korban keracunan MBG.
"Kejadian belakang, 80 persen adalah karena SOP kita yang tidak dipatuhi, baik oleh mitra maupun oleh tim kami sendiri dari dalam. Tentu kalau tim kita ini di SPPG, ada kepala SPPG, ada ahli gizi dan juga ada akuntan," ujar Nanik.
Nanik menegaskan, BGN tak ingin kejadian keracunan ini terjadi secara berulang. Dia pun berjanji akan terus memperbaiki diri.Â
UMKM penyuplai MBG mendapat akses pembiayaan BRI
- BRI
Nanik menjelaskan ada 45 SPPG yang tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab insiden keracunan terjadi. Dari 45 dapur MBG, 40 di antaranya ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan.
"Hari ini kami mencatat, ada 45 dapur kami yang ternyata tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab terjadinya insiden keamanan pangan. Dari 45 dapur itu, 40 dapur kami nyatakan ditutup untuk batas waktu yang tidak ditentukan. Sampai semua penyelidikan, baik investigasi maupun perbaikan-perbaikan sarana dan fasilitas selesai dilakukan," kata dia.